SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Rabu, 17 Februari 2016 14:40
LIPUTAN KHUSUS PERANG MELAWAN BISNIS KENIKMATAN
Lokalisasi Dipindah, malah Semakin Jadi Primadona
MENUNGGU PELANGGAN: Sejumlah PSK di salah satu lokalisasi di Kabupaten Kotawaringin Barat, tampak sedang menunggu pelanggan. (FOTO: SLAMET/RADAR SAMPIT)

Lokalisasi Desa Sungai Pakit cukup mentereng di Kalimantan Tengah. Lokalisasi yang dulu dikenal dengan kompleks simpang Amin Jaya (sebelum Sungai Pakit dimekarkan), selain daya tarik perekonomian, kompleks prostitusi berkedok wisma karaoke ini seakan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang mengunjungi Kecamatan Pangkalan Banteng.

Lokalisasi yang menyediakan minuman keras berbagai merek lokal dan impor asli maupun KW tersebut, juga cukup dikenal dengan keberagaman pelacur yang siap diajak kencan di wisma karaoke. Mulai dari remaja hingga paruh baya yang nekat menjajakan tubuhnya.

Selain tempat bernyanyi dengan kualitas pas-pasan, setiap wisma dilengkapi kamar petak tempat transaksi melepas nafsu syahwat sekaligus sebagai kamar tidur bagi PSK yang ditampung sejumlah mucikari atau biasa disebut mami.

Tokoh masyarakat Desa Sungai Pakit, Supeno, menuturkan, tahun 1997 merupakan awal maraknya usaha prostitusi di wilayah Pangkalan Banteng yang dulu merupakan bagian dari Kecamatan Kumai tersebut. Usaha prostitusi terselubung saat itu muncul karena usaha penebangan kayu dan pertambangan emas di wilayah itu masih menjanjikan.

”Sekitar tahun 1997, mulai berdatangan para wanita penghibur. Pelanggannya ya para sopir truk atau pekerja kayu dan juga penambang emas,” katanya saat dibincangi koran ini, 4 Februari lalu.

---------- SPLIT TEXT ----------

Dengan bermodalkan bangunan kayu, para pemilik usaha prostitusi membuka usahanya mulai dari batas Desa Karang Mulya hingga kawasan simpang Amin Jaya ( bundaran emas). Selain menyaru sebagai warung makan, usaha penjaja cinta sesaat itu juga sudah menyediakan tempat karaoke bagi para pekerja atau bahkan masyarakat yang melintasi Jalan Jenderal Ahmad Yani.

”Awalnya hanya warung makan, namun kemudian mulai ada yang berani mendatangkan perempuan-perempuan. Dulu mereka banyak tersebar di sepanjang batas Desa Karang Mulya hingga simpang Amin Jaya. Ada yang sambil jualan makanan, jual minyak (bensin dan minyak tanah) dan setahun berikutnya mulai terang-terangan menjadi lokasi begituan,” ungkapnya.

Awal mula pengumpulan dan pemindahan warung esek-esek itu bermula pada 1999 yang terus berkembang pesat. Saat itu, pemindahan dilakukan setelah ada rapat dari para tetua desa, tokoh masyarakat, dan Pemerintah Desa Amin Jaya.

Pemindahan harus dilakukan karena di salah satu lokasi tempat berdirinya lokasi prostitusi, akan dibangun sekolah menengah pertama (SMP) yang kini dikenal sebagai SMPN 3 Pangkalan Banteng.

”Mereka harus dipindah dan dijadikan satu ke dalam satu wilayah saja. Kita ngotot, minta mereka pindah karena SMP 3 akan dibangun. Mana mungkin sekolah berdekatan dengan kompleks (tempat prostitusi),” katanya lagi.

---------- SPLIT TEXT ----------

Setelah ada kesepakatan, pemindahan pun dilakukan. Saat itu dipilih lokasi dekat dengan simpang Amin Jaya (bundaran emas). Setelah dipindahkan, perkembangan lokalisasi malah semakin pesat. Meski hanya berada dalam satu jalur, keberadaan lokalisasi tersebut langsung menjadi primadona.

”Dipindahkan dan dijadikan satu, ternyata malah semakin ramai. Banyak pengunjungnya. Waktu itu ada sebagian PSK yang sampai menjajakan diri di pinggir jalan, persis seperti PSK di kota-kota besar,” jelasnya.

Sadar akan bahaya moral yang mengancam anak-anak mereka, warga Amin Jaya kembali bermusyawarah untuk merelokasi wilayah tersebut agar tidak mudah dijangkau dan paling penting, mencegah anak-anak di bawah umur terpengaruh. Rencana tersebut baru bisa terealisasi sekitar tahun 2006 atau setelah dua tahun Kecamatan Pangkalan Banteng terbentuk dan berpisah dari Kecamatan Kumai.

”Sekitar 2006, waktu itu kepala desanya Pak Sarwo. Lokalisasi dipindahkan ke dalam hingga sekarang,” katanya.

Akan tetapi, kejadian serupa rupanya juga terjadi setelah dilakukan pemindahan. Meski lokasi baru berada di tengah perkebunan kelapa sawit, bukannya semakin sepi, justru semakin ramai. Bahkan, saat malam, lokasi itu seolah menjadi denyut nadi kehidupan kedua bagi Kecamatan Pangkalan Banteng, ketika sebagian besar warganya mulai terlelap melepas penat.

”Malah makin ramai dan kini mereka seperti memiliki kehidupan sendiri di lokasi tersebut,” katanya.

---------- SPLIT TEXT ----------

Terkait jumlah penghuni lokalisasi, Sekretaris Desa Sungai Pakit, Ujang Ruswandi mengungkapkan, keberadaan mereka, terutama para pekerja seks komersial (PSK), belum bisa dipastikan. ”Kalau masuk, mereka lapor karena harus membuat surat keterangan domisili. Namun, saat keluar, mereka seenaknya dan tidak ada pemberitahuan,” jelasnya.

Dilihat dari data surat domisili yang ada, Ujang menjelaskan, ada sekitar 121 penghuni di lokasi RT 12 tersebut. Itu tidak termasuk warga yang sudah ber-KTP Sungai Pakit (Kobar).

”Jumlah PSK kita belum bisa pastikan, tapi data catatan surat domisili ada seratus lebih. Kemungkinan 70 sampai 80 persennya adalah PSK. Sisanya sebagian merupakan pengelola atau pekerja lain, seperti penjual makanan atau operator karaoke,” katanya. (sla/ign)


BACA JUGA

Sabtu, 07 Desember 2024 20:50

Pawai Nasi Adab Jadi Puncak Perayaan HUT Kotawaringin Barat ke-65

PANGKALAN BUN – Pawai Nasi Adab, salah satu tradisi budaya…

Jumat, 06 Desember 2024 10:10

Pemkab Kampanye Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS

PANGKALAN BUN - Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired…

Rabu, 04 Desember 2024 18:58

Dispursip Kobar Luncurkan Buku Baru untuk Perkuat Literasi di Masyarakat Kotawaringin Barat

PANGKALAN BUN – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 04 Desember 2024 18:38

Dinas PUPR Kobar Akan Bangun Ring Kanal Atasi Banjir di Desa Rungun

PANGKALAN BUN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)…

Selasa, 03 Desember 2024 18:42

Pilkada Selesai, Masyarakat Kobar Diimbau Kembali ke Rutinitasnya dan Tetap Menjaga Kedamaian

PANGKALAN BUN – Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) telah menyelesaikan…

Senin, 02 Desember 2024 20:44

Sekda: Pemkab Kobar Mulai Terapkan Sistem Kearsipan Berbasis Digital

PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat (Kobar) menggelar…

Senin, 02 Desember 2024 15:37

Desa Berbasis Green Economy jadi Masuk Proyek Pengembangan di Pemkab Kobar

PANGKALAN BUN – Dalam rangka memperkuat sektor-sektor potensial seperti pertanian,…

Senin, 02 Desember 2024 14:46

RSUD Sultan Imanuddin Terima Kunjungan Studi Banding RSUD dr. Doris Sylvanus

PANGKALAN BUN – RSUD Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun menerima…

Senin, 02 Desember 2024 14:29

Gerak Cepat Dinas PUPR Kobar Perbaiki Kerusakan Jembatan Tatas

PANGKALAN BUN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)…

Senin, 02 Desember 2024 12:58

Dispursip Kobar Kenalkan Aplikasi SIKN dan JIKN

PANGKALAN BUN - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terus berupaya…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers