BENCANA kabut asap di tahun 2019 memberikan dampak signifikan terhadap terjadinya gangguan lingkungan berupa musnahnya sebagian endemik satwa baik flora dan fauna, kesehatan dan juga mobilisasi transpotasi udara. Karenanya perlu penanganan serius untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah.
Menyikapi permasalahan bencana kabut asap dan kebakaran lahan yang terjadi di wilayah Kalimantan Tengah, perusahaan Wilmar Group yang bergerak pada bidang perkebunan kelapa sawit telah berupaya melaksanakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan bekerjasama dengan masyarakat peduli api warga desa binaan Wilmar dan musyawarah pimpinan kecamatan (Muspika).
Kerjasama ini telah dituangkan dalam MoU (Memorandum of Understanding) sejak tahun 2017 hingga saat ini Wilmar Region Kalimantan Tengah telah bermitra dengan 20 desa di sekitar wilayah operasional perusahaan yang berlokasi di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Selain itu perusahaan juga memberikan bantuan sarana dan prasarana pemadaman kebakaran seperti pompa jinjing, selang spiral, selang kain, nozzle dan baju pemadam di desa-desa binaan Wilmar Region Kalimantan Tengah.
Dampak kabut asap yang ditimbulkan dari kebakaran lahan ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia terutama pada anak-anak, untuk itu melalui program “Wilmar Peduli” yang dilaksanakan 25 – 28 September 2019, perusahaan memberikan bantuan khusus kepada masyarakat dan juga karyawan perusahaan.
Bantuan berupa 15.000 masker dan 12.500 susu UHT diserahkan langsung oleh manajemen perusahaan melalui sekolah-sekolah baik yang berada di dalam perusahaan juga desa sekitar dengan rincian Taman Pendidikan Anak (TK) berjumlah 15, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 24 Sekolah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 10 Sekolah, Madrasah Tysanawiah (MTS) sebanyak 2 madrasah dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 2 sekolah, dengan total keseluruhan siswa sebanyak 5.104 murid dan 439 guru.
Selain itu bantuan pun diberikan kepada setiap pengemudi kendaraan yang berhenti di area Taman Kota Sampit yang dilaksanakan pada tanggal 25 September 2019, acara pembagian masker dan susu UHT ini dihadiri oleh perwakilan manajemen Wilmar Region Kalimantan Tengah.
AGM Wilmar Region Kalimantan Tengah Edianto, wilayah Selatan mengharapkan agar dalam pemberian masker dan susu UHT, sebagai upaya antisipasi bencana kabut asap dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan khususnya bagi lingkungan masyarakat sekitar perusahan maupun internal perusahaan. Hal yang sama juga disampaikan AGM Wilmar Region Kalimantan Tengah Ir. Erwin Dafist Nasution, M.Si dan Rafizuddin Jailani, wilayah utara.
Pembagian masker dan susu UHT dilanjutkan di Lapangan Gagah Lurus Kula Pembuang Kabupaten Seruyan pada 26 September 2019 dan berakhir di Bundaran Taman Kota di Palangka Raya, 28 September 2019.
Pembagian Masker dan Susu UHT pada bencana kabut asap yang terjadi di tahun 2019 bukan hanya terfokus di kota/kabupaten dan provinsi tetapi juga dilaksanakan di dua puluh desa binaan Wilmar Region Kalimantan Tengah dan internal perusahaan.
Selain program Wilmar Peduli yang dilaksanakan pada tahun 2019, sejak tahun 2017 hingga saat ini Wilmar Region Kalimantan Tengah telah bermitra dengan 20 desa di sekitar wilayah operasional perusahaan yang berlokasi di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Kemitraan tersebut dilakukan dengan menggelar pelatihan dan simulasi bersama kebakaran bersama Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Kebakaran (TPKD) perusahaan, yang telah mengantungi sertifikat dari Kementerian Tenaga Kerja.
Pada bencana kabut asap 2019 ini Wilmar Peduli juga mengirimkan bantuan mobil pemadam kebakaran untuk menanggulangi kejadian kebakaran lahan di Palangka Raya dan sekitarnya pihak perusahaan dengan menurunkan 2 (dua) unit mobil tangki pemadam lengkap beserta alat dan tim pemadam berjumlah 5 (lima) orang akan membantu selama 10 hari, yang dimulai dari tanggal 25 September 2019. Program Wilmar Peduli yang dilaksanakan pada tahun 2019 sebagai partisipasi perusahaan Wilmar Region Kalimantan Tengah diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk menjaga lingkungan dan kesehatan khususnya yang terdampak bencana kabut asap. (adv/ton)