SAMPIT – Empat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kabupaten Kotawaringin Timur tahun ini telah menjalani tahap penilaian akreditasi. Namun, dari keempat itu, baru Puskesmas Pundu yang meraih penilaian tingkat madya.
”Tahun ini ada empat puskesmas yang sudah melakukan tahap penilaian akreditasi dan baru Puskesmas Pundu yang keluar penilaiannya, meraih tingkat madya,” kata Ali, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kotim.
Ali mengatakan, tahun 2016 merupakan tahun pertama dimulainya penilaian akreditasi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau yang biasa dikenal dengan puskesmas. ”Penilaian akreditasi dilakukan bertahap di setiap puskesmas yang benar-benar siap dilakukan penilaian. Sebagian besar sudah dilakukan penilaian,” ujarnya.
Dari total 21 puskesmas yang tersebar di Kotim, lanjutnya, ada tiga di antaranya yang belum sama sekali dilakukan penilaian, yakni Puskesmas Sangai, Tualan Hulu, dan Tumbang Penyahuan.
”Sudah kami usulkan tahun ini. Rencananya penilaian dilakukan November,” ujarnya.
Ali menuturkan, penilaian akreditasi sebagai upaya pemkab Kotim memberikan pelayanan yang baik melalui peningkatan mutu pelayanan kesehatan, kinerja yang dilakukan melalui perbaikan yang berkesinambungan dengan sistem manajemen, dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta penerapan manajemen risiko.
”Jadi, penilaian akreditasi ini bukan hanya untuk sekadar mendapatkan sertifikat saja, tetapi sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan memperbaiki pelayanan terhadap masyarakat,” ujarnya.
Dia menambahkan, dari 18 puskesmas yang sudah melakukan tahap penilaian, ada dua puskesmas, di antaranya Puskesmas Parenggean I dan Kuala Kuayan yang meraih penilaian akreditasi terbaik, yakni tingkat utama. Untuk tingkat madya diraih Puskesmas Ketapang I, Samuda, Ketapang II, Sebabi, Parenggean II, Tumbang Kalang, dan terakhir Puskesmas Pundu.
”Enam puskesmas lainnya masih tingkat dasar. Dari penilaian akreditasi ini, kami dapat mengetahui bahwa pemberian mutu pelayanan di setiap puskesmas berbeda-beda dan belum tentu puskesmas yang gedungnya bagus meraih penilaian yang bagus. Bisa jadi pelayanannya bagus, tetapi penilaian pengelolaan manajemennya kurang, sehingga mempengaruhi penilaian,” pungkasnya. (hgn/ign)