Sabtu (2/11) malam lalu, sejumlah warga Sampit heboh. Seorang pria, Sukadi (51), tewas mendadak di sebuah warung makan. Foto pria yang sedang terkapar itu langsung menyebar luas.
==========
Perut yang keroncongan memaksa Sukadi harus segera mengisinya. Karena tak membawa bekal makanan, sopir truk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) itu lalu berinisiatif makan di warung.
Saat melintas Jalan Kapten Mulyono, Sampit, Sukadi menghentikan truk yang dibawanya. Setelah memarkir truk milik PT MLB tersebut, Sukadi bergegas menuju sebuah warung. Tanpa basa-basi, pria asal Desa Angsau, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) itu kemudian memesan makanan.
Ketika menunggu pesanannya tiba itulah, tiba-tiba pria berpostur tubuh ramping tinggi itu mendadak ambruk. Pemilik warung yang melihat itu langsung kaget. Warga sekitar juga langsung heboh. Pria setengah abad itu tak bernapas. Diduga dia tewas karena kelelahan.
”Awalnya, korban duduk sambil menunggu pesanannya. Tapi, tak lama setelah duduk, korban terjatuh dengan mulut menganga,” kata Selamet, warga setempat saat di lokasi kejadian.
Pemilik warung lalu melaporkan kejadian itu ke aparat. Puluhan petugas langsung meluncur ke lokasi. Tak ada seorang pun yang mengenal pria itu.
Setelah diselidiki, Sukadi merupakan karyawan PT MLB. Hal berdasarkan truk milik PT MLB yang terparkir tak jauh dari lokasi kejadian.
”Dari salah satu barang bukti yang ditemukan, kunci truk tangki PT MLB yang terparkir sekitar tujuh meter dari warung. Sepertinya korban berencana akan pergi ke arah selatan,” ujar Selamet.
Salah seorang petugas lalu memanggil PT MLB. Petugas lainnya memeriksa barang bukti, di antaranya tas hitam yang dibawa korban. Isinya buku tabungan, Surat Izin Mengemudi (SIM), Kartu Tanda Pengenal (KTP), permen, korek api gas, serta beberapa dokumen lainnya.
Sejumlah barang bukti dibawa petugas. Salah satunya truk milik PT MLB. Perwakilan dari PT MLB membenarkan Sukadi bekerja sebagai sopir truk di perusahaan jasa pengantar minyak mentah kelapa sawit tersebut.
”Waktu itu dia (Sukadi, Red) bilang kalau dirinya sedang sakit, radang tenggorokan. Kami mengizinkan dia beristirahat. Itu pun terjadi satu bulan lalu,” kata perwakilan PT MLB.
Menurutnya, Sukadi tak memiliki satu pun keluarga di Sampit. ”Saya mau kirim uang buat istrinya di Banjarmasin untuk segera berangkat ke Sampit. Korban selama ini memang hidup tanpa ada keluarga,” ujarnya.
Peristiwa itu menyedot perhatian warga. Puluhan pengendara yang melintas di lokasi kejadian mendadak berhenti. Perlahan mereka mulai mendekati lokasi saat petugas kepolisian melakukan olah TKP. Petugas lalu meminta warga yang mendekat agar segera menjauh.
Kasatreskrim Polres Kotim AKP Ahmad Budi Martono belum bisa memberikan penjelasan terkait kematian korban. Pihaknya masih menangani kasus tersebut dengan memeriksa beberapa saksi.
”Penyelidikan masih kami lakukan. Kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari rumah sakit. Dari hasil olah TKP, tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan di tubuh korban. Biarkan dulu kami bekerja hingga bisa memberikan keterangan lebih lanjut lagi,” tandasnya. (sir/dia)