SAMPIT— Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus berusaha meningkatkan status pegawai non ASN (Aparatur Negeri Sipil), atau tenaga honorer yang digaji dari dana bos dan komite sekolah menjadi guru kontrak.
Upaya peningkatan kesejahteraan terhadap guru honorer merupakan bentuk perhatian dari Pemkab Kotim, agar dapat menambah penghasilan yang didapat guru honorer sekolah sehingga menunjang kinerja mereka.
“Perlu adanya perhatian kepada guru honorer sekolah, sebab mereka juga bertanggung jawab untuk mengemban amanah sama dengan guru ASN,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Kotim Suparmadi belum lama tadi.
Mengingat banyaknya guru honorer, sehingga program yang dijalankan secara bertahap pada akhirnya diharapkan dapat menjangkau semua guru honorer. Di tahun yang akan datang Pemkab Kotim mampu meningkatkan kuantitas guru kontrak yang diangkat setiap tahunnya.
“Tugas Pemkab Kotim adalah memfasilitasi segala jenis bentuk kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan kompetensi guru, salah satu program yang akan dijalankan adalah upaya peningkatan penghasilan guru, pengelolaan dan distribusi guru, serta peningkatan profesionalisme guru dan tempat perlindungan profesi guru,” terangnya.
Kesejahteraan guru honorer sudah selayaknya mendapatkan perhatian, sebab bagaimanapun guru sebagai pendidik yang dengan sabar mendidik generasi muda menjadi generasi yang cerdas dan berwawasan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan menuju SDM (sumber daya manusia) unggul.
“Nantinya kami akan menyesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan bagi guru honorer,” cetusnya.
Berkenaan dengan tugas keprofesionalan secara umum guru memiliki tiga tugas yakni mendidik, mengajar, dan melatih yang mana ketiga tugas tersebut akan maksimal jika dilandasi dengan sikap guru untuk terus menerus belajar dalam peningkatan kompetensi.
“Berkenaan dengan hal tersebut pemerintah terus berjuang, agar guru bisa memiliki latar belakang pendidikan sesuai tuntutan undang-undang, sehingga guru yang belum memiliki kualifikasi pendidikan sarjana bisa teratasi,” pungkasnya. (yn/dc)