KUMAI – Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat kini telah dipasangi x-ray dan metal detector. Hal itu merupakan bagian dari peningkatan keamanan penumpang dan barang yang akan menggunakan transportasi laut.
Kepala Sub Seksi Lalu Lintas Laut dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Kumai, Azwar Anas mengatakan bahwa peralatan pemindai barang dan penumpang itu telah terpasang dan beroperasi sebagai ujicoba sejak pertengahan November lalu. Namun menurutnya momen pengoperasiannya tepat dengan pelaksanaan mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini.
“Pelabuhan sekarang wajib menyediakan x-ray dan metal detector. Dan di Kumai akan difungsikan secara penuh pada kegiatan Nataru ini. Sebenarnya sudah diberlakukan pada pertengahan November,” ungkapnya, Selasa (17/12)
Menurutnya keberadaan alat pemindai itu merupakan bentuk respon dari pemerintah terkait kendala yang dihadapi oleh petugas di pelabuhan saat momen mudik lebaran dan nataru saat ini.
“Di momen-momen itu memang akan tejradi lonjakan penumpang, dan kita tahu kemampuan petugas untuk memerika barang bawaan penumpang kapal juga terbatas maka direkomendasikan untuk pengadaan x-ray dan metal detector oleh Pelindo III,” terangnya.
Menurutnya pengajuan peralatan tersebut sebenarnya sudah mulai dilakukan pada tahun 2015, namun saat itu diutamakan terlebih dahulu adalah peningkatan pembangunan terminal pelabuhan yang lebih baik lagi.
“Ini (x-ray dan metal detecktor) merupakan proyeksi dari tahun 2015. Alat itu dianggap penting untuk peningkatan pelayanan pada penumpang. Karena tahun-tahun sebelumnya petugas hanya mampu menangani sekitar 600 penumpang namun ternyata di lapangan saat lebaran dan Nataru terjadi lonjakan lebih dari 1000 penumpang,” tegasnya.
Sementara itu Manajer Pelayanan Terminal Pelindo III Kumai, Firman mengatakan bahwa untuk sementara penggunaan x-ray dan metal detector akan mengikuti dari standar Pelni. “Karena yang punya operator ini Pelni, jadi kita ikut standar mereka. Barang apa saja yang tidak diperbolehkan masuk ke kapal ya barang itulah yang akan kita larang,” ujarnya.
Menurutnya penggunaan alat tersebut sangat penting untuk mencegah masuknya barang-barang berbahaya yang tidak seharusnya dibawa penumpang masuk ke dalam kapal. “Penerapan di awal-awal kemarin itu petugas tidak hanya menemukan benda tajam, namun petugas juga mendapati ada penumpang yang membawa tabung gas elpiji tiga kilogram,” ungkapnya.
Dengan pengoperasian x-ray dan metal detector ini pihaknya berharap pada calon penumpang untuk tidak membawa barang-barang yang sejatinya dilarang. (sla)