SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Sabtu, 11 Januari 2020 17:12
Jejak Perjalanan Pelaku Pembunuh Ibu di Desa Tumbang Sangai
ILUSTRASI.(NET)

NARKOBA mengempaskan Fr (35) ke jurang kehancuran. Dilatari barang haram itu pula, pemuda itu tega mencabut nyawa orang yang memberinya penghidupan.

Kasus pembunuhan yang dilakukan Fr terhadap ibunya, Bl (70), menyita perhatian publik dalam beberapa hari belakangan. Secara sadar, Fr menghabisi ibunya sendiri dengan senjata tajam yang diarahkan langsung ke bagian tubuh mematikan; leher.

Dari penelusuran Radar Sampit, Jumat (10/1), di lingkungan masyarakat Desa Tumbang Sangai, Kecamatan Telaga Antang, Fr dulunya dikenal sebagai sosok yang baik dan pekerja keras. Pria kelahiran 15 November 1984 itu pernah bertugas sebagai tenaga pendidik di salah satu sekolah di Desa Tumbang Sangai.

Seiring berjalannya waktu, pria asal Desa Tumbang Senamang, Kabupaten Katingan itu secara perlahan mulai berubah. Fr bercerai dengan istrinya.

”Hal tersebut dikarenakan dia mulai suka mengonsumsi minuman keras (miras) hingga narkoba. Hal itu membuatnya mulai berubah,” kata Kepala Desa Tumbang Sangai Suharyanto.

Tak tanggung-tanggung, candu narkoba membuat Fr nekat mengajak rekan kerjanya, perangkat Desa Tumbang Sangai hingga kepala desa, mengonsumsi sabu-sabu bersama di kantor desa. Tentu saja ajakan gila itu ditolak langsung sang kades.

Perilakunya yang kian tak terkendali membuat Fr diberhentikan sebagai Sekdes pada 2015 lalu. Kehidupannya mulai berantakan. Pemuda itu sempat menghilang dari desa tersebut.

”Sejak diberhentikan menjadi sekdes, Fr langsung pergi dan meninggalkan desa tanpa memberitahukan kepada keluarganya. Kepergiannya itu pun cukup lama,” kata Suharyanto.

Meski perilakunya membuat pusing keluarga, kepergian Fr tetap saja membuat keluarganya merasa kehilangan. Setelah lebih setahun tak pernah terlihat, suatu hari pria itu kembali ke desa tersebut.

Lama menghilang ternyata tak membuat tabiat Fr membaik. Dia semakin tak terkontrol. Fr mulai menjual satu per satu harta keluarganya, seperti ternak dan lainnya demi mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Parahnya, Fr sempat mengancam anggota keluarganya lantaran menolak memberi uang kepadanya.

”Bukannya membaik, setelah kedatangannya kembali ke Desa Tumbang Sangai, malah semakin liar. Itu karena dia sudah terpengaruh narkoba. Keluarganya malah diancam ingin dibunuh olehnya,” ungkap Suharyanto.

Menghadapi perilaku Fr, sang ibu tetap sabar memberi nasihat pada anaknya. Namun, nasihat itu jadi angin lalu. Perilaku Fr tak berubah sedikit pun. Pemuda itu juga kerap pulang larut malam.

”Seperti biasa, kalau malam dia pergi keluar hanya untuk mabuk-mabukan. Entah uang dari mana dia dapatkan. Yang pasti, hati anak yang dulunya baik itu sudah dibutakan. Tidak ada satu pun anggota keluarganya yang berani melarang, apalagi menasihatinya,” beber Suharyanto.

Pada suatu hari, lanjut Suharyanto, keluarga Fr memergokinya berbicara sendiri. Mentalnya seolah terganggu. Namun, hal tersebut tidak begitu dipermasalahkan.

Puncaknya terjadi Rabu (8/1) lalu. Itulah saat terakhirnya dia mendengar nasihat sang ibu yang membuat emosinya tak terkendali. Sang ibu yang saat itu berniat salat Tahajud, dibunuh dengan keji, meski sebelumnya dia sempat mengucapkan kata maaf. Lebih gila lagi, kematian ibunya langsung diumumkan melalui pengeras suara masjid dini hari itu juga.

”Dari wajahnya, tidak ada sedikit pun menunjukan rasa penyesalan,” kata Suharyanto.

Menurut Suharyanto, sang ibu yang dibunuh Fr merupakan sosok wanita yang baik dan sabar. Almarhum sudah lama hidup lama menjanda dan memilih tinggal bersama anaknya yang justru menghabisi dirinya.

”Saya yakin semua kisah ini (pembunuhan, Red) disebabkan pengaruh narkoba. Hidupnya yang dulu sangat baik, berubah menjadi orang yang temperamental dengan keluarga maupun dengan almarhum,” katanya.

Hingga kini Fr masih mendekam dalam sel tahanan Polres Kotim. Polisi masih mendalami kasus itu. keterangan Fr juga sempat berubah-ubah, sehingga penyidik agak kesulitan mengorek informasi darinya. Namun, dari pemeriksaan polisi, pemuda itu positif sebagai pengguna narkoba.

”Keterangan pelaku masih belok-belok. Kadang A, kadang B, dan kadang C. Dan itu susah,” kata Kapolres Kotim AKBP Mohammad Rommel, Rabu (8/1) lalu.(sir/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers