SAMPIT— Pengembangan jagung komposit oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melalui Dinas Pertanian Kotim terus dilakukan, terutama kepada petani di wilayah selatan, sebab hasilnya yang menjanjikan.
Kepala Dinas Pertanian Kotim I Made Dikantara mengatakan, pihaknya mendorong para petani di wilayah selatan untuk mengembangkan tanaman jagung komposit, sebab jagung komposit memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
"Kami terus mendorong masyarakat khususnya wilayah selatan untuk bisa mengembangkan jagung jenis ini, karna hasil dan niai jualnya cukup menjanjikan," ujar Made.
Made mengakui petani sempat merasa jera, karena merasa kesulitan untuk melakukan pemasaran terhadap jagung hasil panen mereka, namun dirinya meyakini saat ini telah ada investor yang siap membeli jagung tersebut sehingga warga tidak perlu khawatir untuk pemasarannya.
Dijelaskannya tanaman jagung merupakan tanaman yang tahan di segala musim, sehingga jagung sangat potensial untuk dikembangkan, dan jika benar - benar dikelola dengan baik maka hasilnya akan mengalahkan tanaman kelapa sawit.
Jagung jenis ini merupakan komoditas perdagangan dunia. Banyak industri memerlukannya, hampir semua bagian jagung dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak, pupuk kompos, bahan baku olahan makan, hingga bioetanol. Sehingga Made menilai jagung komposit memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan bisa meningkatkan kesejahteraan petani.
Sebelumnya uji coba jagung komposit telah dilakukan pihaknya di atas lahan seluas 40 hektare, di Desa Jaya Kelapa Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, dan telah membuahkan hasil. Dari target produksi jagung 2,6 ton per hektare, ternyata yang diperoleh mencapai 5,9 ton per hektare.
Jika jagung ini dikelola dengan baik produksinya bisa mencapai delapan hingga sembilan ton per hektare. Sehingga dengan uji coba yang telah dilakukan diharapkan dapat memacu kelompok masyarakat Desa Jaya kelapa semakin giat bertani jagung komposit. (yn/dc)