PALANGKA RAYA – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Habib Ismail bin Yahya mengakui, profesi pengemudi ojek online (Ojol) dan sopir angkot juga merasakan dampak buruk pandemi Covid-19 sekarang ini. Sebab, dalam kondisi saat ini pendapatan harian mereka dipastikan menurun dibandingkan sebelum pandemi.
Maka dari itu, profesi ini turut menjadi perhatian pemerintah untuk mendapatkan bantuan sosial dalam hal ini bantuan langsung tunai (BLT) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalteng.
“Ya, walaupun yang bilang kalau ojol ini ada juga yang orang mampu. Namun sekali lagi, ini bukan mampu atau tidak mampu, tapi yang dilihat mereka yang terdampak, khususnya ojol dan sopir angot,” katanya, Rabu (10/6).
Berdasarkan data, terdapat 600 lebih pengemudi ojol dan sopir angkot di Palangka Raya yang mendapat bantuan sosial. Penyaluran bantuan sosial kepada ojol dan sopir angkot ini dipastikan tepat sasaran, karena data penerimanya dihimpun melalui perkumpulan, komunitas dan tentunya pihak penyedia layanan aplikasi.
“Kalau di bilang tepat sasaran, ya bisa dikatakan begitu. Karena data-data mereka yang menerima ini dari perkumpulan dan komunitas.Tentu pada intinya pemerintah berupaya agar bantuan sosial ini bisa sampai ke tangan yang berhak,” ucapnya.
Terkait hal tersebut, Habib Ismail juga mempersilakan bidang usaha atau profesi lain untuk menyampaikan data permohonan pemerima bantuan sosial kepada pemerintah provinsi melalui perkumpulan ataupun komunitas.
Hanya saja, dengan kondisi anggaran saat ini dirinya mengharapkan semua pihak dapat bersabar karena pemerintah pada dasarnya juga berupaya agar bantuan sosial tersebut mampu menyentuh semua masyarakat yang terdampak.
“Seperti hanya pedagang, kan mereka ini ada persatuannya, kemudian tukang parkir juga ada persatuannya. Jadi silakan ajukan melalui perkumpulan masing-masing,” pungkasnya. (sho/fm)