PANGKALAN BANTENG – Para peternak sapi di sejumlah desa di Kecamatan Pangkalan Banteng mulai mengeluhkan sulitnya mencari rumput. Hal itu terjadi setelah mereka tidak diperbolehkan lagi mengambil rumput di areal perusahaan perkebunan kelapa sawit di sekitar desanya. Kabar pelarangan mencari rumput (ngarit) itu diungkapkan Camat Pangkalan Banteng, Edi Faganti, setelah menerima informasi dari para peternak mandiri yang disampaikan melalui Kepala Desa masing-masing, Sabtu (13/6).
Menurut Edi, pelarangan untuk mencari rumput di kawasan perkebunan harus dicarikan solusi, karena para peternak mandiri skala kecil sangat membutuhkan rumput untuk pakan ternak mereka. “Berbeda dengan peternak yang modalnya besar, mereka bisa beli konsentrat. Kalau peternak skala rumahan (kecil) ini mereka ya mengandalkan mencari rumput,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa berdasarkan laporan para Kepala Desa, diketahui ada beberapa penyebab larangan mencari rumput itu dilakukan. Seperti, karena sedang wabah corona dan juga ada yang beralasan khawatir merusak tanaman sawit mereka.“Kalau takut masalah corona, pencari rumput ini kan enggak mungkin masuk ke permukiman perusahaan. Mereka ke tengah kebun,” katanya.
“Kemudian kalau takut merusak atau mungkin ada tanaman tertentu yang takut terbabat secara tidak sengaja oleh para pencari rumput, maka sebaiknya para pencari rumput ini dikumpulkan untuk diberi pemahaman (briefing) agar lebih hati-hati saat mencari rumput,” tegasnya.
Secara umum Edi menyayangkan atas pelarangan itu, namun sebagai tindaklanjut maka Kecamatan Pangkalan Banteng akan memanggil pihak-pihak terkait termasuk Kepala Desa dan perusahaan untuk mencari solusi bersama terkait masalah tersebut.“Kasihan mereka ini (pencari rumput), kita harus bertemu untuk mencarikan solusi. Peternakan ini kan salah satu program Pemkab Kotawaringin Barat untuk menuju swasembada daging, tidak hanya di tingkat kabupaten tapi juga provinsi,” terangnya. (sla)