PALANGKA RAYA – Angka positif terpapar virus korona atau Covid-19 di kota Palangka Raya, kembali meningkat setiap hari. Per, Selasa (30/6), tercatat 354 kasus dengan penambahan lima warga, 201 dalam perawatan dan delapan orang sembuh hingga menjadi 129 warga, dan yang meninggal dunia 24 orang.
Sementara kabupaten lain, seperti Kotawaringin Barat (Kobar) 100 kasus, Kapuas 156, Kotawaringin Timur (Kotim) 36 kasus dan total seluruh Kalimantan Tengah (Kalteng) 904 kasus, dengan kematian 55 orang. Namun, jumlah kesembuhan meningkat drastis menjadi 404. Namun, di Kalteng dipastikan akan terus ada masyarakat terpapar, terlebih terdapat 101 Pasien Dalam pengawasan (PDP) dan 395 Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Bahkan saking melonjaknya pasien Covid-19, saat ini pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus, meniadakan jam besuk bagi keluarga pasien biasa. Terlebih khusus di rumah sakit terbesar di Kalteng itu, ada 18 tenaga kesehatan dinyatakan terinfeksi virus korona dan kini masih dalam penanganan medis dibeberapa lokasi yang disediakan oleh pemerintah.
Ditiadakannya jam besuk untuk mengurangi kontak antarpasien dan masyarakat, sebab dikhawatirkan bisa terpapar. Kepala Bidang Humas RSUD Doris Sylvanus Rizal Syahputra menyampaikan, hal tersebut hal itu lantaran lonjakan pasien Covid-19 yang ditangani di rumah sakit Doris Sylvanus, terlebih rumah sakit itu menjadi rumah sakit rujukan selain di Kotim dan Pangkalan Bun.
”Saat ini sudah menerapkan tidak ada kunjungan kepada pasien biasa, karena berbagai hal. Memastikan bahwa penanganan pasien biasa tidak bercampur, karena sudah melakukan zona di rumah sakit. Artinya penanganan Covid-19 sudah di blok dan penanganan pasien biasa juga sudah di blok. Jadi jangan khawatir ke rumah sakit untuk berobat,” ujarnya.
Rizal menyebutkan, saat ini jumlah tenaga kesehatan terpapar khusus di rumah sakit Doris Sylvanus berjumlah 16 orang. Namun, masyarakat tidak perlu kuatir,sebab yang terpapar sudah dilakukan penanganan medis dan tidak melakukan penanganan pasien.
”Aman untuk pengobatan di rumah sakit karena sudah menerapkan berbagai SOP. Sudah melakukan blocking dalam penanganan” tuturnya.
Hal yang dilakukan untuk ,mencegah virus korona yakni dengan menerapkan protokol kesehatan, menjaga jarak, pakai masker, dan melakukan pola hidup sehat. “Kuncinya menerapkan protokol kesehatan, termasuk cuci tangan. Makanya sangat penting tentang hal itu agar terhindar dari virus korona,” ujarnya.
Terkait pemakaman, seluruhnya digunakan protokol Covid-19 dan dimakamkan di Pal 12. Sebab,hal itu dilakukan untuk mencegah penularan, dan sesuai aturan undang - undang tentang wabah. Namun, hal itu semua tetap mengedepankan SOP, artinya memang sudah terindikasi dan tidak sembarangan.
“Selalu mengajukan surat perjanjian dan seluruhnya diterapkan protokol Covid-19. Yakin saja pihak rumah sakit tidak sembarangan menerapkan hal tersebut, karena memang sudah sesuai pertimbangan dan pemeriksaan. Ini semua dilakukan untuk kebaikan bersama dan penanganan jenazah pun pasti sesuai agama, misalnya muslim dimandikan dan disalatkan. Bukan ditangani dengan sembarangan,” pungkasnya. (daq/dc)