SAMPIT – Impian Partai Demokrat untuk menyandingkan pasangan Halikinnor-Parimus menemui jalan terjal apabila berharap diusung PDI Perjuangan. Pasalnya, partai itu mensyaratkan kadernya untuk maju pilkada. Apabila keduanya ingin tetap berpasangan, harus mencari tambahan minimal tiga kursi di luar PDIP.
PDIP Kotim sudah memiliki sejumlah kader yang akan dipasangkan dengan Halikinnor, mulai dari Ketua DPC PDIP Kotim Ahmad Yani, Sekretaris DPC PDIP Alexsius Esliter, Irawati, Modika Munawarah, dan sederet kader siap pakai.
”PDIP tetap menginginkan kadernya maju di setiap konstelasi pilkada dan itu adalah syaratnya,” kata Ahmad Yani.
Menurutnya, syarat yang diajukan PDIP merupakan syarat berkoalisi dan merupakan keharusan bagi siapa pun yang ingin menggunakan PDIP untuk perahu pertarungan politik pada 9 Desember mendatang.
”Memang PDIP selalu mengajukan kadernya, tapi nanti apa pun keputusan partai, kami sebagai pengurus DPC prinsipnya siap mengamankan dan melaksanakan keputusan,” katanya.
Meski begitu, Ahmad Yani enggan berkomentar mengenai rumor akan berpasangannya Halikinnor dan Parimus yang belakangan ini santer dibicarakan. Bahkan, dikuatkan dengan surat tugas dari Partai Demokrat untuk keduanya.
Disinggung mengenai jadwal rekomendasi dari DPP PDIP, menurut Ahmad Yani, dalam waktu dekat kemungkinan akan keluar bersamaan dengan partai koalisi lainnya. Dia menegaskan, belum ada nama atau pihak mana pun yang mengantongi rekomendasi berupa formulis B.1KWK dari Ketua Umum PDIP.
Sementara itu, Ketua DPC Demokrat Kotim Parimus saat ini tengah mencari partner koalisi. Demokrat harus menambah minimal tiga kursi. ”Masih dalam pencarian. Jadi, kalau memang sampai garis tangan bertarung nanti, ada saja waktu deklarasinya, siapa saja yang mengusung,” katanya.
Parimus enggan berbicara banyak mengenai koalisi. Namun, yang jelas dia ditugaskan untuk mencari koalisi sebagaimana surat tugas dari DPP Partai Demokrat. ”Politik ini dinamis, tidak kaku, tidak saklak seperti yang dibayangkan. Semuanya tergantung pembicaraan yang berakhir dengan sebuah kesepakatan politik,” tandasnya. (ang/ign)