SAMPIT- Sejumlah sekolah di Kota Sampit yang melaksanakan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) akhirnya memilih menggunakan genset daripada pasokan listrik PLN. Ini dilakukan karena khawatir terjadi pemadaman listrik saat ujian.
”Dari sesi pertama kami menggunakan genset,” ungkap Chandra Junawanti, guru SMA Negeri 3 Sampit, Senin (4/4).
Genset berukuran besar digunakan memasok kebutuhan listrik untuk pelaksanaan ujian nasional. Sejumlah petugas PLN dan Telkom berjaga untuk mengantisipasi gangguan listrik maupun jaringan internet.
Manajer PT PLN Rayon Sampit Ginter Theo Limin mengatakan, kondisi kelistrikan saat ini belum begitu baik karena ada beberapa pembangkit sedang dalam pemeliharaan. PLN menyiapkan genset, terutama bagi sekolah yang belum memiliki genset.
Beberapa hari terakhir uji coba dilakukan untuk memastikan genset berfungsi dan mampu memasok daya dengan baik dan lancar. Dari tujuh sekolah di Kotawaringin Timur yang menggelar ujian nasional berbasis komputer atau computer base test (CBT), PLN membantu menyiapkan genset di tiga sekolah.
---------- SPLIT TEXT ----------
”Untuk ujian ini kami lebih mengandalkan genset. Secara keandalan, pembangkitnya lebih dekat dengan beban sehingga gagguan cukup kecil dan potensi kerawanan gangguan juga cukup kecil. Gensetnya berkapasitas 25 KVA, itu sudah cukup memenuhi daya yang dibutuhkan tiap sekolah. Kami memprioritaskan genset daripada kelistrikan,” kata Ginter.
Wakil Bupati HM Taufiq Mukri yang memantau pelaksanaan ujian nasional di SMA Negeri 1 Sampit dan SMK Negeri 1 Sampit menyatakan terima kasih atas dukungan PLN dan Telkom terhadap pelaksanaan ujian nasional di daerah ini. Dia berharap ujian nasional yang dilaksanakan pada 4 hingga 12 April ini berjalan lancar.
”PLN membantu menyiapkan genset dan sekarang dipakai karena mengantisipasi listrik padam. Petugas dari Telkom juga hadir untuk mengantisipasi gangguan jaringan internet. Kami sangat berterima kasih karena semua pihak secara serius mendukung kelancaran ujian nasional dan mudahan hasilnya juga bagus,” harap Taufiq didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur Suparmadi.
Data Dinas Pendidikan, ada 3.991 peserta ujian nasional SMA/MA/SMK di Kotawaringin Timur yang tersebar di 50 sekolah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 43 sekolah mengikuti ujian nasional berbasis kertas, sedangkan tujuh sekolah lainnya melaksanakan ujian nasional berbasis komputer atau computer base test (CBT), yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2 Sampit, SMKN Kotabesi dan SMKN Cempaga. (oes/ rm73/yit)