PANGKALAN BANTENG - Rencana penutupan sejumlah lokalisasi di Kabupaten Kotawarngin Barat mulai berimbas pada bisnis esek-esek tersebut. Selain membuat penghuni ketir-ketir, jumlah pelanggan juga berkurang. Tak hanya hari biasa, saat hari gajian pun banyak wisma yang hanya membuka layanan ‘kenikmatan’, sedangkan karaoke tutup.
”Sudah jauh berkurang, apalagi gencar diberitakan kalau lokasi ini bakalan ditutup,” ungkap Jaka (bukan nama sebenarnya).
Tak hanya rencana penutupan yang membuat sepi kunjungan, seringnya razia miras, narkoba, dan judi membuat pengunjung enggan datang.
”Razia sering dilakukan, dan kita tidak bisa berbuat banyak ketika ada pelaku narkoba atau judi yang tertangkap,” tambahnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Salah seorang PSK, sebut saja Bunga, mengakui bahwa penghasilannya menurun. Bahkan dalam beberapa pekan ini, Bunga hanya elayani tiga tamu.
”Makin sepi, sudah hampir sebulan ini baru dapat tiga pelanggan yang minta kencan,” kata pelacur di lokalisasi yang berada di tengah perkebunan kelapa sawit itu.
Untuk sekadar menemani berkaraoke, bisa dibilang hampir tiap malam. Namun dari segi penghasilan, sangat jauh jika dibandingan dengan pelayanan kamar.
”Banyakan ngamar untuk penghasilan, kalau karaoke hanya berharap tips dari tamu. Itupun jarang, karena tergantung tamunya. Dia royal apa tidak, kalau yang pas-pasan paling hanya beli minum sama rokok,” ungkapnya sembari menghisap rokok di tangannya. (sla/yit)