SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Senin, 07 Desember 2020 10:00
Kotim Terus Kembangkan Komoditi Padi, Usahakan Terus Tambah Luasan Lahan
PANEN: Bupati Kotim Supian Hadi menguji coba mesin panen kombinasi yang diberikan kepada petani Desa Lempuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Rabu (2/12).(USAY NOR RAHMAD/RADAR SAMPIT)

SAMPIT— Sebagai komoditi strategis, padi merupakan prioritas pertama komoditi yang terus harus dikembangkan, khususnya di tengah pandemi Covid-19 ini, karena menyangkut kebutuhan hidup masyarakat.  

Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Supian Hadi dalam sambutannya, saat penyerahan alat pertanian combine hasvester untuk masyarakat tani Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit mengatakan, jika komoditi padi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan budaya maupun politik. 

"Dalam rangka mempertahankan produksi padi yang berkelanjutan di Kotim, maka pemerintah terus berusaha menambah luas lahan dan meningkatkan indeks pertanaman," ujarnya belum lama tadi 

Lanjutnya lagi pemerintah juga berusaha mengoptimalisasi penanganan pasca panen, untuk menekan angka kehilangan hasil. Oleh karena itu pemerintah setempat berupaya untuk memperhatikan kualitas hasil gabah salah satunya dengan penyediaan combine hasvester di tingkat masyarakat tani. 

Combine hasvester yang diserahkan kepada masyarakat tani Desa Lampuyang merupakan, tindak lanjut janji dirinya sebagai bupati, pada saat pertemuan penyerahan kartu tani  pada tanggal 12 september  2020 lalu, yang mana alat mesin pertanian tersebut merupakan salah dukungan dan kepedulian pemerintah, dalam  sektor pertanian khususnya di Kecamatan Teluk Sampit.

 

"Ke depannya akan menjadi perhatian saya, direncanakan pada tahun 2021 dialokasikan minimal dua unit combine hasvester," sebutnya.

Untuk diketahui combine hasvester sendiri merupakan alat mekanisasi yang sangat diperlukan di era milenial seperti saat ini, di mana alat ini mampu menghemat tenaga secara efisien, baik dari jumlah tenaga maupun waktu yang digunakan. 

Panen  padi dalam satu hektare sawah secara manual akan menggunakan tenaga kerja, 15 - 20 orang selama 2 - 3 hari,  tetapi dengan mesin combine hasvester ini cukup  dua jam dengan tenaga kerja dua orang saja berdasarkan penelitian balitbangtan. Penggunaan combine hasvester ini lebih hemat biaya sampai 50 persen. 

Kemudian Supian juga mengharapkan dukungan, dari kelompok tani untuk menyukseskan pembangunan pertanian di Kotim, dengan ketekunan dan kebersamaan para petani untuk tetap konsisten melakukan pertanaman. 

"Mudah - mudahan swasembada pangan bisa dipertahankan," harapnya. 

Supian berharap agar pihak - pihak yang bergerak di sektor pertanian, seperti kelompok tani pada khususnya tetap selalu bersemangat, dan terus mengembangkan serta mendukung kemajuan sektor pertanian  yang  menjadi kebanggaan kabupaten ini. (yn/dc)

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers