NANGA BULIK - Pemerintah Kabupaten Lamandau memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 khusus untuk daerah zona hijau. Rencananya belajar tatap muka akan dimulai, Senin (11/1) hari ini.
“Untuk zona merah masih dilakukan secara daring untuk beberapa hari ke depan sambil melihat situasi,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Lamandau, Abdul Kohar.
Menurutnya keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi beberapa hari lalu. Saat itu Dinas Kesehatan Kabupaten Lamandau sebenarnya menyarankan penundaan untuk membuka sekolah, menunggu hasil swab beberapa hari ke depan dengan harapan ada penambahan jumlah pasien sembuh dan tidak ada penambahan pasien positif.
“Namun ternyata dua hari berturut-turut setelah rapat justru terjadi penambahan total 14 pasien positif . Sehingga kini ada total 32 orang dalam perawatan,” katanya.
Pasien positif Covid 19 ini tersebar di 6 kecamatan, sebanyak 20 orang dari kecamatan Bulik, 2 orang dari Kecamatan Menthobi Raya, 7 orang dari Kecamatan Sematu Jaya kemudian masing-masing 1 orang dari Kecamatan Delang, Bulik Timur, dan Belantikan Raya.
“Pelaksanaan pembelajaran tatap muka berdasarkan SKB 4 menteri yang terbaru tidak berdasarkan zona, tapi berdasarkan situasi yang terkendali, kita harap kondisi di Lamandau ini terkendali, artinya seluruh pasien positif beserta kontak eratnya telah ditangani dengan benar,” tuturnya.
Ia juga menyebut bahwa peran guru sangat besar dalam pembentukan karakter siswa yang tidak mungkin terwujud apabila hanya hanya menjalani pembelajaran secara daring dan sekolah yang melaksanakan daring maka memerlukan peran aktif orang tua.
“Satuan pendidikan harus membuat Satgas Gugus Covid-19 di sekolah masing-masing dan kita juga telah membuat SOP untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka,” tegasnya.
Sementara itu sejumlah orangtua mengaku masih khawatir untuk menyekolahkan anaknya jika sekolah kembali dibuka. Karena menurut mereka penanganan Covid-19 belakangan ini tidak seketat dulu.
“Dulu kontak erat saja langsung dikarantina sambil menunggu hasil swab, kalau sekarang hanya yang sudah positif hasil swab yang dikarantina. Dan bagi yang sudah karantina dua minggu sudah boleh pulang kerumah meski hasil swab masih positif,” cetus salah satu orang tua siswa
Para orangtua siswa juga berharap agar guru menjalani pemeriksaan terutama yang memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah selama masa pandemi ini. “Periksa kesehatan dulu sebelum melaksanakan tugas di sekolah . Jika perlu semua guru dan tenaga kependidikan di sekolah di rapid tes antigen, agar sekolah tidak hanya menjamin sarana protokol kesehatan tetapi juga menjamin pendidik dan tenaga kependidikannya bebas dari covid-19,” ungkap orangtua lainnya. (mex/sla)