PROKAL.CO,
Warga di kawasan bantaran Sungai Kumai dan Kapitan, Kecamatan Kumai, nekat memburu buaya yang kerap berjemur di gosong tepian sungai. Mereka khawatir dengan ancaman buaya.
Bertelanjang kaki dan mengenakan celana dalam, pemburu buaya amatir warga Kecamatan Kumai tersebut menyisir tepian hutan bakau dan nipah di Desa Sungai Kapitan. Sukarelawan pemburu buaya itu hanya berpegang dengan satu motivasi, menangkap hidup-hidup predator pemangsa agar anak-anak mereka kembali bebas bermain dan berenang di sungai.
Mereka sudah tiga hari ini mengintai tempat penampakan buaya tersebut, namun seolah mengerti keberadaan manusia beberapa ekor buaya besar itu tidak berani muncul atau sekadar berenang melintas.
Ketika pemburu pulang, beberapa nelayan yang melintas justru melihat apex predator itu naik ke pantai hutan bakau dan nipah. Ketika kembali didatangi, buaya tersebut hanya meninggalkan jejak kaki di lumpur.
Warga heran buaya tersebut tidak pernah mau meninggalkan daerah kekuasaannya. Padahal perkembangan zaman, kawasan tersebut saat ini begitu dekat dengan permukiman penduduk. “Saya bersama teman-teman barusan menyisir di lokasi timbulnya buaya, rencana kalau ada buayanya mau saya tangkap hidup-hidup,” kata Ujang salah seorang warga yang ikut berburu buaya, Sabtu (16/1).
Bahkan ia sudah menyisir tepian Sungai Kapitan yang masuk RT 01 dan RT 02, namun mereka belum menjumpai keberadaan buaya tersebut. Ia menyebut ada tiga ekor buaya yang biasa mangkal di kawasan itu dan satu diantaranya masih kecil dan sudah ditangkap warga.