PANGKALAN BUN – Tanggul geobag penahan ombak di Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mulai rusak. Padahal sebelumnya geobag tersbeut digadang-gadang kuat hingga belasan tahun.
Padahal teknologi geobag berupa karung geosintetis yang diisi dengan tanah atau pasir dan dijahit berbentuk bantalan untuk proteksi pantai itu baru berusia sekitar 1 tahun lebih. Diketahui bahwa proyek proteksi pantai dengan teknologi geobag tersebut dikerjakan dengan memakan anggaran hampir Rp1 miliar.
Salah seorang warga RT 02, Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar Wawan menceritakan bahwa dulu saat dibangun, kontraktor proyek geobag tersebut sesumbar bahwa karung geosintetik tersebut tahan belasan tahun.
“Buktinya sekarang sudah banyak yang robek memang bagian tumpukan bawah yang robek sehingga pasirnya banyak yang tumpah dan tumpukan karungnya melorot,” ungkapnya, Minggu (21/2).
Akibatnya hantaman ombak yang berada di RT 01 dan 02 Desa Keraya masuk ke halaman permukiman warga. Bahkan, ia juga harus membeli tanah uruk dari uang pribadi untuk menambal posisi tanah yang berlubang akibat abrasi.
Saat dikonfirmasi, Kadis Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kobar, Juni Gultom mengatakan akan mengirimkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk melihat secara langsung keluhan warga tersebut. “Kalau saya lihat beberapa hari lalu masih bagus bagian atasnya, kalau bagian bawah artinya hantaman gelombangnya keras sekali, besok kita kirim PPK untuk mengeceknya,” pungkasnya. (tyo/sla)