Enam kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur mulai kebanjiran. Mulai dari Kecamatan MB Ketapang, Baamang, Cempaga Hulu, Cempaga, Parenggean, hingga Tualan Hulu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur Rihel mengatakan, enam kecamatan sudah terendam dengan kedalaman air bervariasi. Di Kecamatan Cempaga Hulu, Sabtu (13/11), terdapat tujuh desa dan satu dusun yang dikabarkan banjir. Di antaranya desa Desa Tumbang Koling, Dusun Tumbang Sanak, Desa Parit, Desa Sudan, Desa Pantai Harapan, Desa Pundu, Desa Bukit Batu, Desa Sei Ubar Mandiri, Desa Selucing dan Desa Rubung Buyung.
“Sampai saat ini kami masih menunggu laporan dari kecamatan. Rata-rata ketinggian air mencapai 20 cm -1,7 meter. Di Desa Rubung Buyung informasinya ketinggian air mencapai 30-70 cm. Banjir ada yang sudah masuk 32 rumah warga,” kata Rihel, Sabtu (13/11).
Selain itu, banjir juga terjadi Kecamatan Tualan Hulu. Empat desa dilaporkan tergenang banjir di Desa Tumbang Mujam, Luwuk Sampun, Sebungsu dan Desa Merah. Di Desa Tumbang Mujam ada 77 unit rumah dari 123 KK (387 jiwa) terdampak banjir.
“Kalau tidak ada hujan hari ini (Minggu) air diperkirakan akan berangsur surut. Sore tadi dilaporkan dedbit air bertambah 10 cm, ketinggian air berkisar 30-85 cm. Untuk warga belum ada yang terendam banjir. Diimbau agar kades di Kecamatan Tualan Hulu tetap monitor dan melaporkan data terkini banjir,” katanya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Agus Mulyadi menambahkan, sejak Kamis (11/11) malam lalu, tim BPBD Kotim melakukan pemetaan titik rawan banjir khususnya yang terjadi di wilayah Kota Sampit. Dari hasil penelusuran ditemukan sejumlah titik di Kecamatan Baamang diantaranya Jalan Sampoerna, Cut Nyak Dien, Menteng, Antang Barat, Christopel Mihing, Walter Condrat. dan sekitarnya rawan banjir. Sedangkan, di Kecamatan MB Ketapang titik rawan banjir ditemukan di Jalan Anggur 1, II, III, 4, Anang Santawai, Suprapto Selatan, Kopi Selatan.
“Sampai dengan saat ini kami masih memantau dan mengumpulkan data banjir diseluruh wilayah Kotim setiap hari diwaktu pagi dan sore,” kata Agus Mulyadi. BPBD Kotim juga melakukan identifikasi penyebab banjir dan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan banjir sesuai dengan permasalahan yang ada.
“Sejauh ini hasil identifikasi yang dilakukan penyebab banjir disebabkan karena drainase disejumlah titik mengalami pendangkalan, datarannya rendah ditambah durasi hujan yang cukup lama sehingga rawan menyebabkan genangan banjir,” pungkasnya. (hgn/yit)