Gubernur Kalteng Sugianto Sabran menginstruksikan kabupaten/kota agar menyisihkan dana dari APBD sebesar 5-10 persen. Pemerintah daerah harus bersiap menghadapi bencana. Berdasarkan laporan BMKG, ancaman banjir akan terjadi sampai Januari 2022, bahkan Maret 2022.
”Sampai saat ini sudah ada enam kabupaten yang dilaporkan mengalami banjir. Tidak menutup kemungkinan di kabupaten lain mengalami banjir. Inilah perlunya rapat ini dilaksanakan, untuk mempersiapkan kesiapsiagaan daerah menghadapi bencana alam,” ujarnya.
Menanggapi instruksi Gubernur Kalteng, Bupati Kotim menyatakan kesiapannya menyisihkan anggaran sebesar lima persen, bahkan lebih untuk penanganan bencana alam dan nonalam.
”Kotim siap menyisihkan anggaran lima persen untuk penanganan bencana alam dan nonalam. Tinggal menambah saja anggarannya sesuai instruksi Gubernur yang menindaklanjuti Kemendagri. Kami akan penuhi itu,” katanya.
Sugianto mengapresiasi langkah Pemkab Kotim dalam penanganan banjir. Berdasarkan data BPBD Kotim, sejak 15 November 2021 lalu, ada delapan kecamatan dilanda banjir, yakni Tualan Hulu, Mentaya Hulu, Kotabesi, Parenggean, Cempaga, Cempaga Hulu, MB Ketapang, dan Baamang.
”Saya sudah laporkan ke Gubenur Kalteng bahwa Kotim sudah mengantisipasi penanganan banjir. Kotim sudah membentuk posko darurat pengungsian dan mendirikan dapur umum, termasuk layanan kesehatan. Sekarang dilaporkan tinggal enam kecamatan yang masih terendam. Dua Kecamatan Tualan Hulu dan Mentaya Hulu sudah surut,” ujar Halikinnor.
Dalam rapat koordinasi, Sugianto juga mengingatkan agar setiap kabupaten yang terdampak banjir menjamin ketersediaan makanan dan kebutuhan lainnya, seperti makanan siap saji, selimut, dan perlengkapan lainnya.
”Mulai hari ini dapur umum sudah didirikan di Desa Rubung Buyung dan Patai. Makanan di posko pengungsian terjamin. Besok (hari ini, Red) saya pagi-pagi sekali berangkat duluan disusul Kapolres, Dandim, dan Kejari, serta beberapa SOPD meninjau lokasi banjir di Kecamatan Cempaga Hulu dan Cempaga,” ujar Halikinnor. (hgn/ign)