PANGKALAN BUN – Objek ekowisata di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dinilai banyak terkontaminasi, terutama Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP). Hal itu disebabkan pembukaan lahan untuk perkebunan sawit.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kobar Gusti Imansyah dalam Forum Dikusi Grup Pengembangan Ekonomi Insklusif Berbasis Pariwisata di Rumah Adat Betang Pasir Panjang, Kamis (12/5).
Menurut Imansyah, ada empat unsur pariwisata untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat, yakni pro pertumbuhan, mengurangi kemiskinan, membuka lapangan kerja, dan pengembangan berbasis lingkungan.
"Pengembangan pariwisata harus berbasis lingkungan. Jangan sampai ada pengembangan pariwisata yang merusak lingkungan. Apalagi sekarang banyak ekowisata kita yang sudah terkontaminasi, misalnya perluasan lahan hutan untuk perkebunan. Hal itu bisa dijadikan kebijakan dalam pembangunan ekonomi pariwisata," ujar Imansyah.
Imansyah menambahkan, Kobar merupakan satu-satunya kabupaten di Kalimantan Tengah yang terpilih mengembangkan pembangunan ekonomi berbasis pariwisata. Disbudpar juga sudah mempersiapkan mendorong hal itu dengan mengadakan pelatihan guide, tukang masak kelotok pelaku wisata, dan desa wisata seperti di Desa Pasir Panjang dan Desa Sebuai.
”Di samping itu, juga untuk mengantisipasi masyarakat ekonomi ASEAN. Artinya, kita berkompetisi dalam rangka membangun pariwisata itu," katanya.
Imansyah melanjutkan, tujuan dilaksanakannya forum tersebut diharapkan ada masukan dari pelaku wisata apa yang diperlukan untuk membangun pariwisata. Membangun pariwisata harus memperhatikan pelestarian lingkungan, seperti pantai yang bagus, bersih, dan sungai untuk memancing. Tentunya didukung pelaku wisata yang turut andil melestarikan lingkungan.
”Kita mulai dari perencanaan, pemetaan pemasaran, memberikan pembinaan, dan pelatihan, serta sampai dengan memberikan kesempatan kemandirian kepada pelaku wisata," imbuhnya. (jok/ign)