SAMPIT – Pasca-Lebaran permintaan masyarakat akan daging sapi menurun drastis . Tentunya ini pun berimbas langsung pada para pedagang daging di pasaran.
Handi, pedagang daging sapi di Pusat Perbelanjaan Ikan Mentaya, mengaku omzet dari penjualan daging turun hingga 50 persen. Penurunan ini dirasa sangat drastis dibanding Lebaran tahun sebelumnya.
”Setelah hari raya ini peminat daging berkurang, omzet kami juga turun drastis. Mungkin karena masyarakat yang biasanya beli daging masih belum pulang dari mudik. Seperti pedagang pentol atau pemilik warung makan itu kan yang banyak pesan daging. Dan kebanyakan mereka itu berasal dari Jawa, jadi waktu lebaran mereka pada mudik,” jelasnya, Selasa (12/7).
Sepi pembeli pasca-Lebaran sebenarnya bukan menjadi hal yang baru lagi bagi pedagang daging. Setiap tahun terjadi hal serupa. Akibat sepi pembeli stok daging pun menumpuk. Mengakalinya pedagang pun harus menyiapkan mesin pembeku (freezer) agar daging tidak membusuk. Tapi, daging beku biasanya kurang peminatnya. Karena dianggap sudah tidak segar dan kualitasnya menurun.
”Memang daging beku itu kurang disukai, tapi kalau stok yang ada tinggal itu mau tidak mau konsumen membelinya yang itu. Karena kalau stok daging masih numpuk kami nggak motong sapi, menghabiskan stok yang ada aja dulu,” tambahnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Menurutnya kondisi pasar akan kembali normal sekitar dua pekan setelah Lebaran. Meski jumlah pembeli tidak seramai saat Ramadan, setidaknya menurt pedagang tak sesepi sekarang.
Adapun harga daging sapi saat ini sudah kembali ke harga normal. Jika pada bulan Ramadan harga daging per kilogram bisa mencapai Rp 140 ribu, sekarang harganya turun menjadi Rp 125 ribu sampai Rp 130 ribu.
”Harga Rp 125 ribu per kilogram sudah paling stabil. Kalaupun turun paling cuma sampai Rp 120 ribu per kilogram, tidak bisa diturunkan lagi. Karena memang dari daerah asalnya sana harga sapi sudah mahal jadi disini juga ikut mahal,” tandasnya. (vit/oes)