PALANGKA RAYA –Derita bayi berusia delapan bulan, Rakawindra Dwi Putra, putra pasangan Santi dan Adi. Penderita Atresia Bilier atau saluran empedu tidak terbentuk sempurna atau buntu. Bisa dipastikan sedikit ringan tetapi tetap terkendala dana pengobatan. Keluarga pun berharap ada bantuan dari Gubernur Kalteng Sugianto Sabran.
Santi, ibunda Rakawindra Dwi Putra mengatakan sangat memohon dan mengharapkan belas kasihan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran. Ia yakin orang nomor satu tersebut bisa membantu meringkatkan beban anak keduanya tersebut.
Ia juga berharap ada masyarakat mampu membantu dana pengobatan. Baik melalui penggalangan dana maupun tindakan lain. Hal ini karena Raka masih memiliki masa depan panjang dan semoga dikemudian hari bisa berguna bagi negara, bangsa dan masyarakat.
“Kami sekeluarga berharap gubernur menolong. Mudah-mudahan beliau mendengar keluhan dan secara langsung membantu,” terangnya saat dihubungi Radar Palangka, Selasa (26/7) melalui sambungan telepon.
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Doris Sylvanus pun siap menjadi pendamping. Baik saat dirawat di Doris maupun bila dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta.
Diperkirakan, Raka dapat sembuh usai melakukan transplantasi hati. Tetapi pembiayaan operasi Raka ditaksir hampir Rp 1 miliar. Sedangkan BPJS hanya mampu menanggung Rp 250 juta saja.
“RSUD Doris siap melakukan pendampingan terhadap Rakawindra Dwi Putra. Bila dirujuk ke RS Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM). Terlebih Raka juga sempat menjalani perawatan di rumah sakit ini,” tutur Direktur RSUD dr Doris Sylvanus dr Rian Tangkudung.
---------- SPLIT TEXT ----------
Humas Doris dr Theodorus Sapta Atmadja menambahkan proses operasi penyakit diderita Raka hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit Nasional, salah satunya RSCM di Jakarta. Namun memerlukan dana besar kurang lebih Rp 1 miliar, sedangkan BPJS hanya menanggung Rp 250 juta.
“Dana besar, tanggungan BPJS hanya Rp 250 juta, sisanya semoga para donatur dan pihak lain bisa membantu. Untuk rekomendasi rujukannya ialah di RSCM,” ujar Theo.
Seperti diketahui Rakawindra Dwi Putra. Anak kedua pasangan Santi (32) dan Adi (30) dinyatakan dokter mengidap Atresia Bilier. Bagian perut terlihat makin membesar dari ukuran normal. Perut semakin keras, selalu menagis, kesulitan makan dan bernafas pun susah. Penderitaan Raka diperparah dengan biaya pengobatan yang diperkirakan menelan dana hingga Rp 1 miliar. Itu pun harus dirujuk ke rumah sakit di Jakarta, Surabaya, Semarang dan Jogjakarta. Yakni untuk transplantasi hati.
Sekarang raka berdomisili di Jalan Rajawali VI Blok 2 No 5 Palangka Raya. Orangtunya pun sudah tidak bekerja dan hanya mengandalkan keluarga dekat mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Ingin membantu bisa menghubungi Santi (orang tua Raka) di nomor ponsel 081250848542. (daq/viv)