PANGKALAN BANTENG – Minimnya saksi dan jejak pelaku pembegalan yang menewaskan Alviatun (34), warga Mulya Jadi, Kecamatan Pangkalan Banteng, membuat aparat kepolisian harus bekerja keras. Hingga hari kelima setelah ditemukan tewas di jalan poros desa, polisi belum menemukan titik terang dalam kasus yang menghebohkan warga Pangkalan Banteng itu.
Kapolsek Pangkalan Banteng Ipda Imam Sahrofi mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan informasi dari masyarakat dan warga sekitar tempat tinggal korban untuk mengetahui perilaku dan kebiasaan Alviatun.
”Masih terus kita kembangkan dari sejumlah informasi yang ada,” katanya, Jumat (5/8).
Imam menuturkan, setelah kejadian tersebut, selain dugaan Alviatun menjadi korban pembegalan, muncul dugaan korban sudah kenal dengan pelaku pembegalan yang kini masih belum diketahui identitasnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
”Memang itu bisa jadi masukan dan isu yang berkembang di masyarakat memang demikian. Namun, kita bekerja tidak berdasarkan isu atau asumsi tanpa bukti dan dasar yang jelas,” ujarnya.
Seperti diketahui, Alviatun ditemukan meregang nyawa di jalan poros Desa Mulya Jadi pada Minggu (31/7) siang. Ibu empat anak ini diduga tewas menjadi korban aksi begal yang mengincar sepeda motornya.
”Kita harus berhati-hati, karena selain minimnya saksi, barang bukti atau jejak yang ditinggalkan pelaku juga sangat sedikit. Bisa jadi pelaku merupakan orang yang sudah berpengalaman,” tandasnya. (sla/ign)