PULANG PISAU – Potensi perikanan laut di wilayah Bahaur Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau sangat menjanjikan. Namun disayangkan tidak diimbangi dengan infrastruktur jalan menuju ke wilayah tersebut. Alhasil, setiap hasil panen ikan khususnya udang galah dan udang lobster terpaksa dijual ke tengkulak dengan harga murah.
Salah seorang petani tambak Bahaur H Faisal memiliki seluas 40 hektare. Setiap kali panen seluruhnya banting harga kepada para tengkulak.
"Dari Kecamatan Bahaur ke lokasi tambak di Desa Sangiang, jalan dan jembatannya rusak parah. Lokasi yang terparah yaitu di Jalan Sei Mangguruh. Mobil tidak bisa masuk hanya jalan setapak untuk dilalui motor saja. Karenanya itu kita kesulitan jual ikan saat sudah masuk panen. Solusinya biar tidak merugi, terpaksa dilepas ke tengkulak yang ngambil dari perairan Banjarmasin," tutur Faisal, Kamis (25/8).
Untuk saat ini, kata Faisal, harga udang lobster yang umumnya bisa tembus dikisaran Rp300 ribu per kilogram terpaksa di jual dengan harga Rp100 ribu. Begitu juga untuk udang galah yang dipasaran mencapai Rp150 ribu hanya dilepas Rp80 ribu per kilogram.
"Dengan banting harga Itupun jarang ada yang ambil. Kata pengepulnya kejauhan, jadi mereka ambil sekaligus bareng panen tambak-tambak lain disini. Sebenarnya kita disini mengincar pasar ikan di Palangka Raya. Disana peminat ikan-ikan udang lobster dan udang galah cukup tinggi. Apalagi yang suplai sedikit, karena jalannya rusak terpaksa kita urungkan dulu. Harapan kita Pemkab melalui dinas terkait bisa segera memfasilitasi pembudidaya ikan disini agar hasil panen kita juga bisa beredar merata," harap Faisal mewakili petani tambak lainnya. (ds/fin)