PANGKALAN BANTENG – Sudah lebih dari satu pekan ini warga Desa Karang Mulya Kecamatan Pangkalan Banteng dibuat resah dengan kelakuan Endis (20). Pemuda yang mengaku berasal dari Cimanggu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, itu berulang kali membobol pintu Madrasah Aliyah Darul Hikam. Dia kerap mondar-mandir tanpa jelas tujuannya di kawasan desa tersebut.
Izza, guru di Madrasah Aliyah Darul Hikam, mengatakan bahwa pemuda itu pada awalnya tidur di bangunan lama bekas pondok pesantren depan sekolah. Setelah bangunan lama itu dirobohkan, pemuda berperawakan kurus itu pindah ke madrasah bahkan sudah beberapa kali mencongkel pintu kantor sekolah.
”Setelah bangunan bekas ponpes itu dibongkar, dia tidur di sekolah kami. Bahkan pintu kantor kami juga dicongkel. Sudah beberapa kali kejadian itu berlangsung,” ujarnya, Rabu (24/8) pagi.
Meski belum ada barang yang hilang, kejadian tersebut membuat warga resah. Bahkan sejumlah pemuda desa tersebut sempat ingin menghajarnya, namun dicegah.
Setelah kejadian itu, pemuda yang diduga depresi tersebut kini lebih sering tidur di masjid yang bersebelahan dengan madrasah.
”Kalau ditanya jawabannya seperti orang bingung. Jawabannya berubah-ubah,” ungkapnya.
Kasie Trantib Kecamatan Pangkalan Banteng Sigit Imam Mulya membenarkan kejadian itu. Ia menjelaskan, saat ia dan perangkat desa menemui Endis, terlihat pemuda tersebut seperti orang kebingungan. Menurut pengakuannya, sebelum hidup menggelandang di Karang Mulya dia sempat bekerja di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit.
”Mengaku pernah kerja di kebun kelapa sawit, dia di sini tidak memiliki keluarga. Namun saat ditanya tentang keluarganya, jawabannya selalu berubah-ubah,” katanya.
Bahkan ketika ditanya alasan membobol pintu Madrasah Aliyah, pemuda tersebut mengaku jika perbuatan itu dilakukan saat ia sedang emosi tanpa tahu apa penyebabnya. ”Bilangnya sedang marah, pusing begitu saja,” lajutnya.
Untuk menangani permasalahan tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satpol PP dan juga Dinas Sosial Kabupaten Kobar.
”Sudah saya hubungi, dan dinas sosial bisa memfasilitasi agar pemuda tersebut dipulangkan ke tempat asalnya,” katanya. (sla/yit)