SAMPIT-Ketua Fraksi Golkar Otjim Supriatna mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim untuk menghadirkan investor yang bersedia membangun pabrik pengolahan rotan, yang berorientasi ekspor. Ditegaskannya, hal ini menjadi salah satu solusi untuk mendongkrak harga rotan mentah di Kotim.
“Kita sangat memerlukan investor besar yang mampu menyerap hasil panen petani rotan di Kotim. Sebab jika tidak, maka harga jual rotan di tingkat petani tidak akan bisa membaik,”imbuhnya.
Selain itu lanjut Otjim, pemerintah juga harus aktif mempromosikan produksi rotan lokal ke luar daerah bahkan sampai ke mancangera. Menurutnya campur tangan pemerintah tersebut sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi petani dan pengusaha pengumpul rotan Kotim.
Kemudian menurutnya lagi, cara lain untuk membantu agar harga jual rotan di tingkat petani naik, yakni mengaktifkan dan menumbuhkembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kerajian rotan.
“Kita sangat prihatin dengan harga jual rotan di tingkat petani saat ini yang hanya sebesar Rp1.700 hingga Rp1.800 perkilogram. Untuk mendapatkan satu kilo gram beras saja mereka harus menjual 10-11 kilogram rotan. Kondisi ini sangat tidak sebanding dengan tikat kesusahan memanen rotan,” papar Otjim.
Dirinya menuding, turunnya harga jual rotan di tingkat petani Kotim yakni imbas dari diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 35 Tahun 2011, tentang ketentuan ekspor rotan dan produk rotan. “Jadi sudah selayaknya Permendag itu direvisi dan jika perlu dicabut, serta diganti dengan yang baru,” tandas Otjim.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kotim, Mudjiono mengatakan, pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk meninjau kembali Permendag tersebut, namun sampai saat ini belum ada respon. Namun, dalam waktu dekat pihaknya akan mengajukan kembali usulan revisi peninjauan Permedag tersebut melalui gubernur Kalteng. (ang/gus)