SAMPIT – Pelajar berprestasi jebolan Kabupaten Kotawaringin Timur berlenggang jadi pembicara di Palangka Raya. Sayangnya, di daerah sendiri, tak pernah diberdayakan. Padahal, gelar sebagai duta sanitasi dan kemahiran dalam sosialisasi dipuja oleh Kabupaten lain.
”Peserta dari pemda, kades, dan KSM (kelompok swadaya masyarakat), tukang, dan mandor dari seluruh Kalteng,” ucap Chicka Anastasya Hartanto, dibincangi di rumahnya, kemarin (13/9).
Kegiatan di Palangka Raya, lanjut Chicka, diundang Kepala Satker (satuan kerja) PPLP PU Provinsi Kalimantan Tengah. Di sana, Chicka menjadi narasumber kegiatan penguatan KSM, mandor, dan lurah. Materi yang disampaikan tentang sanitasiku aman dan lingkunganku nyaman.
Chicka dengan fasih membahas cara pengelolaan limbah dan menyadarkan mereka untuk peduli limbah agar tidak diwariskan kepada generasi selanjutnya. Berkat kepandaian Chicka dalam bersosialisasi dan pengetahuan luas masalah sanitasi, dia menuai pujian dari berbagai kalangan.
”Dapat respons positif. Ada dari Barito Timur mengajak jadi pembicara di sana,” ujarnya.
Sebagian mengusulkan Chicka untuk sosialisasi ke-14 Kabupaten di Kalteng. Chicka hanya berharap sanitasi di Kalteng bisa lebih baik. Pasalnya, Kalteng menduduki sanitasi terburuk nomor 2 se-Indonesia. Jadi, sebagai duta sanitasi, pelajar kelas X ini ingin memberikan kontribusi terhadap kebersihan lingkungan dan kesehatan. Dia mengajak masyarakat lebih peduli sekitar.
”Kita sekarang hidup di dunia cuma numpang, masa mewariskan pada generasi penerus dengan limbah dan sampah. Kita hidup sekarang, tapi yang menunggu hidup masih banyak,” tegas Chicka.
Awal Chicka menjadi duta sanitasi Indonesia ketika karya tulis berjudul ”Pengaruh Gerakan YKS (Yuk Kelola Sampah) terhadap Kebersihan Air Sungai Mentaya” juara hingga tingkat Nasional. Gelar diserahkan langsung Ani Yudhoyono di Istana Negara tahun 2014. Baginya, gelar ini langkah awal sebagai pemuda mengajak masyarakat peduli sanitasi untuk masa depan.
Mengemban tugas seorang duta, Chicka gencar melakukan sosialisasi. Mulai dari keluarga, masyarakat terdekat, sekolah sendiri, dan sekolah lain penjaringan laskar sanitasi. Semua dilakukannya sendiri dan tanpa bantuan dari pemerintah kabupaten.
Dua tahun menjadi duta, tak pernah sekali pun Chicka diberdayakan di tanah kelahirannya. Bahkan, melalui tenaga dan pemikirannya Chicka bertekad memunculkan regenerasi baru, menurunkan ilmu, dan mengajak sosialisasi seperti yang dilakukannya selama ini. Meski menggunakan tenaga dan uang pribadi. (ara/ign)