PANGKALAN BUN – Puluhan pekerja perkebunan kelapa sawit menyambangi Kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Rabu (14/9) pagi. Mereka mengadukan perusahaan sawit kepada Dinasketrans Kobar karena merasa diperlakukan secara tidak layak di tempatnya bekerja.
"Kami datang bukan untuk berbuat anarkis, melainkan untuk menyuarakan hukum dan kebenaran," ujar salah satu buruh.
Koordinator Lapangan Ibram Alpandi menyebut, perusahaan seringkali membuat kebijakan yang merugikan para buruh, misalnya menunda pembayaran para buruh dengan berbagai alasan. "Menunda pembayaran hak pekerja dan tidak memproses pengajuan pekerja minta PHK," ungkap Ibram.
Ibram membeberkan, perusahaan melakukan pengrekrutan di luar Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Terbukti dari 37 tenaga kerja baru dari luar daerah.
"Tanpa ada satupun kita temukan warga masyarakat lokal atau masyarakat Kobar," kata Ibram.
Ibram meneruskan, perusahaan membayar pekerja berdasar penghitungan tonase. Maka dalam perhitungan tersebut, para tenaga kerja perorangnya hampir mengalami kerugian sebesar Rp 1,5 juta per bulan.
"Kalau dihitung dari basis mereka preminya biasanya dapat Rp 7.500 per hari. Itu sekarang ditiadakan. Selain itu pekerja kita yang nyata-nyata sakit, mereka diminta untuk berobat kepada Polikbun, mereka dikasih obat, tetapi mereka disuruh bekerja. Tapi kalau misalnya mereka istirahat, maka 2 HK (hari kerja) mereka dipotong," terang Ibram.
Kepala Disnakertrans Kobar Akhmad Yadi meminta kepada buruh untuk tidak berbuat anarkis. Pihaknya berjanji akan segera menemui perusahaan sawit untuk membahas permasalahan tersebut pada hari ini, Kamis (15/9).
"Besok (Kamis) rombongan dari dinasnakertrans akan datang ke perusahaan PT.WSSL untuk koordinasi menyelesaikan dengan pihak perusahaan sesuai dengan tuntutan para pendemo," tukasnya.
Menanggapi hal ini Bupati Kobar Bambang Purwanto mengatakan, dirinya belum mendapat laporan terkait demo tersebut. "Biar diselesaikan Disnakertrans, tidak ada laporan masuk," pungkas Bambang.
Dari pantauan di lapangan, demo berjalan dengan aman. Puluhan anggota kepolisian berjaga-jaga lengkap dengan tameng, gas air mata dan mobil water canon agar demo berjalan dengan tertib. (jok/yit)