SAMPIT-Anggota Komisi II DPRD Kotim Ida Laila mengatakan, perlu adanya langkah untuk memberdayakan penduduk yang menghasilkan kopra atau kelapa dalam. Sebab komoditas itu diprediksi kedepannya akan menjadi andalan Kotim.
“Pemasaran mereka untuk kelapa dalam ini memang sangat perlu diperhatikan, kita harus memberikan mereka kepastian harga agar penjualannya tidak dipermainkan oleh pihak tertentu,”imbuhnya.
Selain harga yang murah, menurut Ida, petani juga kesulitan memasarkan hasil panennya yang sudah dalam bentuk kopra. Dia berharap pemerintah bisa membantu dan mencarikan jalan keluar permasalahan yang sedang dihadapi petani kelapa dalam.
Selama ini menurutnya kopra petani dijual ke pengumpul yang kemudian dijual lagi ke daerah Jawa dan Banjarmasin. Dengan adanya pabrik kopra, diharapkan dapat membantu kelangsungan hidup petani kelapa dalam di daerah ini.
Ditambahkannya, produksi kelapa dalam Kotim di era tahun 1980-1990 sebelumnya menjadi primadona, namun seiring dengan munculnya kelapa sawit, secara perlahan kopra mulai ditinggalkan. Luasan perkebunan kelapa dalam di daerah itu mencapai 700 hektare lebih, dan pada umumnya di kelola oleh perorangan.
“Produksi kelapa dalam Kotim masih berpotensi untuk dikembangkan, jadi jika pemerintah daerah membangun pabrik kopra tidak akan rugi. Saya kira pemerintah harus berani mengambil kebijakan, karena hal ini menyangkut kelangsungan hidup masyarakat banyak," pungkas Ida Laila. (ang/gus)