SAMPIT –Dinas Pertanian, Peternakan, Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (DP3KP) Kotim menyatakan penyaluran pupuk bersubsidi di Kotim, sejauh ini dilakukan secara tertutup. Hal ini karena, jumlah pupuk bersubsidi yang diberikan kepada daerah-daerah, jumlahnya terbatas.
”Jumlah pupuk bersubsidi itu tebatas, karena itu, sasarannya sudah ditentukan siapa saja yang layak mendapatkan. Jalur serta prosedur untuk mendapatkannya itu ada cara tertentu,” jelas Kepala DP3KP Kotim, I Made Dikantara di kantornya kemarin, Rabu (5/10).
Dijelaskannya, program pupuk bersubsidi ini dibagi dari pusat ke daerah dengan perhitungam sasaran swasembada nasional. Dan jenis pupuk subsidi yang didistribusikan tersebut adalah pupuk kimia seperti Urea, SP, KCL dan lainnya.
”Mereka yang diutamakan mendapat pupuk bersubsidi yakni seperti petani padi, jagung, dan kedelai. Baru kemudian petani sektor perkebunan, seperti sawit, karet dan lainnya,” papar Made.
Sementara itu terkait produksi pertanian khususnya padi, I Made Dikantara menyampaikan saat ini Kotim sudah mengalami surplus beras hingga 3000 ton.
“Bersyukur karena bisa surplus, berarti sudah swasembada beras bahkan melebihi. Artinya, kelebihan bisa digunakan untuk dikirim ke luar,” ucapnya, Rabu (5/10).
Menurutnya dari hitung-hitungan, beras dari Kotim sudah bisa mensuplai kekurangan di daerah lain. Peluang beras Kotim menurutnya bisa laku hingga ke Banjarmasin dan Palangka Raya. Made menegaskan, surplus beras ini baru pertama kali terjadi sejak beberapa tahun silam.
Dulu lanjutnya, kekurangan beras 18.000, 29.000, hingga 36.000 ton. Dua tahun terakhir bisa dikurangi, 2014 kekurangan hanya 3.500 ton, dan sekarang justru surplus. Sementara kebutuhan beras pertahun di Kotim 52.000 ton. Daerah penghasil beras terbanyak di kawasan Selatan yaitu Teluk Sampit, Mentaya Hilir Selatan, dan Pulau Hanaut. Daerah lain tidak sebanyak tiga Kecamatan itu.
“Terpenting, meningkatkan kemauan masyarakat untuk bertani, berlomba-lomba bertani. Tentu dibarengi dengan stabilitas harga, kalau menguntungkan maka masyarakat akan termotivasi,” pungkas I Made Dikantara.
Ditambahkannya, pihaknya juga mendorong agar petani bisa menanam padi dua kali dalam se tahun, dan saat ini, kebanyakan masih hanya sekali. Petani yang dua kali setahun bertani diprioritaskan dapat bantuan mesin pertanian. (sei/ara/gus)