PANGKALAN BUN - Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Bambang Purwanto langsung menyambut 60 tamu peserta Yacth Rally Sail Indonesia yang hadir di Kobar, Kamis (6/10) pagi. Para wisatawan asing ini berasal dari berbagai negara dan penyambutan dilakukan di rumah adat Dayak Desa Pasir Panjang Kecamatan Arut Selatan.
Bupati mengatakan, Kabupaten Kobar tahun ini patut berbangga menjadi tuan rumah pelaksana kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-10. Dan dengan adanya agenda tersebut termasuk adanya Yacth Rally Sail Indonesia ini, adalah kesempatan masyarakat Kabupaten Kobar untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal.
“Sebenarnya di Kabupaten Kobar ini banyak tempat-tempat wisata yang perlu ditampilkan, termasuk juga terkait budaya Kobar yang sangat banyak dan juga sangat menarik bagi mereka. Hanya saja kita kurang promosi, dan ke depan promosi kita galakkan lagi," imbuhnya.
Selain itu lanjut bupati, sarana prasaran website Pemda Kobar juga harus diperbaiki, semua harus berbasis IT, sehingga tidak ketinggalan.
Pada kesempatan bertemu dengan para wisatawan asing itu, bupati juga sempat menyampaikan agar mereka bertahan di Kobar sampai pelaksanaan festival keraton nusantara ke 10 nanti. Saya sampaikan bahwa ada FKN, momen penting dan jarang terjadi. Dan saya suruh mereka bertahan dan mereka akan menunggu festival itu," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kobar Gusti Imansyah melalui Kabid Pemasaran Pariwisata Syarhrulsyah menyampaikan, jumlah kapal Yacth Rally Sail yang bersandar di perairan Kumai kurang lebih 30 kapal. Mereka datang dari berbagai negara seperti Amerika, Belgia, Prancis, Australia, Irlandia dan Afrika Selatan.
"Berbeda dari tahun sebelumnya dari Aswindo, mereka ini sekarang hendak ke Sail Karimata, jadi singgah dulu di Kumai. Mereka datang mulai tanggal 28 September, berlayar dari Bali dan Karimun Jawa," paparnya.
Sementara itu, salah satu peserta kapal Yacth Rally Sail dari Afrika Selatan yakni Kyle, mengaku ia pertama kali ini ke kota Pangkalan Bun. Dirinya mereasa sangat terkesan dengan berbagai macam budaya yang ditampilkan di sini. Ia juga menceritakan bahwa lebih menyukai berlayar dengan kapal dibandingkan dengan naik pesawat udara.
"Sudah empat hari di sini, saya suka berlayar, kalau naik pesawat saya takut, karena kalau naik kapal walau pun miring ke kanan atau ke kiri dan kita jatuh ke air masih bisa hidup. Beda dengan naik pesawat, kalau jatuh kita tidak akan selamat," pungkas Kyle dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan. (jok/gus)