PANGKALAN BUN - Angin kencang melanda Pangkalan Bun dan sekitarnya. Listrik di seluruh jaringan Rayon Pangkalan Bun padam total atau black out, Selasa (11/10) siang.
Supervisor Teknik PLN Rayon Pangkalan Bun Suprapto mengatakan, sistem listrik PLN padam akibat angin kencang. ”Informasinya, jaringan listrik di Jalan Ahmad Yani tertimpa pohon,” ujarnya.
Selain di Jalan Ahmad Yani, jaringan listrik menuju Kotawaringin Lama juga terganggu karena sejumlah tiang listrik penyangga jaringan tegangan menengah (JTM) miring akibat hembusan angin kencang.
”Jaringan ke Kolam sepertinya juga akan terganggu, beberapa tiang kabel miring mengarah ke jalan. Itu membahayakan, tim kita akan segera lakukan perbaikan,” katanya.
Selain petugas PLN yang melakukan pengamanan jaringan listrik, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) langsung membersihkan pohon tumbang.
”Alhamdulillah tidak ditemukan korban luka ataupun korban jiwa, kerugian materi juga sedikit,” ungkap Fahrul, petugas BPBD Kobar.
Kuatnya hembusan angin membuat delapan pohon tumbang. Tim dari BPBD juga dibantu oleh masyarakat melakukan pembersihan.
Menurut Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Yolanda Destyagni, angin kencang yang melanda Pangkalan Bun dan sekitarnya tercatat memiliki kecepatan mencapai 20 knot.
”Cukup kencang, 20 knot itu sekitar 37 kilometer per jam,” katanya.
Angin kencang juga mengganggu Festival Keraton Nusantara (FKN). Tenda dan baliho di halaman Istana Kuning dan di halaman Aula Antakusuma Pangkalan Bun roboh. Sejumlah acara pun ditunda hingga satu jam.
Terdapat empat tenda di halaman Istana Kuning. Dua tenda roboh secara bersamaan dan sisanya sempat ditahan sejumlah orang. Baliho ucapan Bupati Kobar Bambang Purwanto berukuran besar juga ikut tumbang.
Sementara di halaman Istana Kuning, tenda utama yang akan digunakan untuk gelar busana budaya keraton se-Nusantara juga roboh. Akibatnya, acara harus ditunda karena panitia harus memperbaiki lokasi acara.
Even Organizer (EO) FKN langsung membenahi sejumlah tenda yang rusak akibat diterjang angin kencang. Bahkan untuk menghindari bahaya, panggung rinjing di halamam Antakusuma juga langsung diturunkan.
Koordinator EO FKN Didik Prasetyo mengatakan, kejadian ini sebagai musibah. Namun pihaknya tetap bertanggungjawab untuk menyelesaikan semua hingga bisa dipakai kembali dan aman. "Untungnya pas acara fashion show sudah selesai. Dan juga tidak ada raja maupun sultan di tenda," terangnya.
Sementara untuk acara gelar busana budaya keraton se-Nusantara harus diundur dari pukul 15.00 menjadi pukul 16.00 WIB.
Sementara itu kepala BMKG Iskandar Pangkalan Bun Lukman Soleh menambahkan, angin kencang disebabkan oleh awan cumulonimbus (cb) di atas udara Pangkalan Bun dan sekitarnya, termasuk Kabupaten Sukamara.
”Dari pantauan radar cuaca, awan cb sudah mulai terurai sekitar pukul 14.00 WIB. Namun peluang terjadinya hujan dan badai petir masih sangat mungkin terjadi,” katanya.
Oleh karena itu masyarakat diminta untuk menjauh dari pohon ketika kondisi cuaca tiba-tiba mendung gelap. Pasalnya awan cumulonimbus, selain menjadi membawa hujan juga mampu menimbulkan angin kencang.
”Bila melihat mendung menghitam dan tiba-tiba timbul angin kencang, jauhi pohon kalaupun terjadi hujan lebih baik berteduh di lokasi yang aman seperti masuk ke dalam rumah,” katanya. (rin/sla/yit)