KUALA KURUN – Penderitaan yang dialami Chandra (10), warga Desa Tumbang Miwan, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas (Gumas), sampai ke telinga Bupati Gumas Arton S Dohong. Pemkab Gumas siap membantu biaya pengobatan bocah penderita penyakit kulit yang terlihat seolah bersisik itu.
Arton mengaku kaget dengan penyakit yang diderita Chandra. Selama ini dia tak ada menerima laporan terkait itu. ”Ini benar-benar mengejutkan kita. Sebab itu, kami minta orangtua Candra (10) segera menghubungi pemerintah daerah,” katanya, Jumat (14/10).
Arton menyesalkan Pemkab Gumas disebut tak memperhatikan masalah. Padahal, upaya pendekatan yang dilakukan ke pemerintah tidak pernah ada. ”Kita tidak mau saling menyalahkan. Untuk itu, saya langsung meminta kepada Mega (41), orangtua Chandra, agar segera menghubungi pemerintah,” katanya.
Untuk mendapatkan bantuan, lanjut Arton, harus memenuhi persyaratan, seperti melampirkan surat keterangan tidak mampu dari desa atau Ketua RT setempat, identitas keluarga yang terdiri dari KTP, KK, Akta Kelahiran, dan menyertakan semua rekam medis berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dan pengobatan yang telah dilakukan.
Selain Pemkab Gumas, RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya dan Dinas Sosial Kalteng juga siap membantu pengobatan Chandra. Mega mengatakan, beberapa instansi telah siap membantu meringankan pengobatan anaknya. Dia pun berterima kasih ada donator dan pihak terkait mau membantu.
”Tadi ada pihak rumah sakit dan dinas sosial. Mereka siap membantu, tetapi saya akan berembuk lebih dahulu dengan keluarga besar, karena masih suasana berduka,” kata pria berusia 45 tahun ini.
Direktur RSUD Doris Sylvanus Rian Tangkudung mengatakan, pihaknya langsung menugaskan Dokter Spesialis Kulit untuk mendatangi Chandra guna pemeriksaan awal sekaligus memotivasi keluarganya untuk mau berobat di RSUD Doris Sylvanus. Apabila belum menjadi peserta BPJS, seluruh pengobatan tidak akan dipungut biaya, termasuk obat-obatan dan tindakan lainnya.
”Tentang diagnosa penyakit dan mekanisme pengobatannya menjadi kewenangan dokter spesialis kulit dan tim yang merawatnya,” ujarnya didampingi Humas RSUD Doris Sylvanus Theodurus S Atmaja.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BPMPPA-KB) Kota Palangka Raya Arutuni D DJaban mengatakan, orangtua serta orang-orang di sekitarnya wajib memotivasi Chandra untuk bangkit.
”Kalau dari kita tentunya akan melakukan pendampingan secara mental untuk menumbuhkan kembali rasa percaya dirinya itu,” kata Aratuni.
Selain kasih sayang, sambung dia, komunikasi juga sangat penting untuk mengembalikan niat Chandra dapat mengenyam pendidikan. ”Kita punya program Pusat Pelayanan Terpadu Anak dan Perempuan (PPTAP). Kita memberikan perhatian agar dia bisa kembali ceria,” tandasnya. (arm/daq/sho/rm-78/vin/ign)