SAMPIT-Nasib harga rotan saat ini memang tidak ada tanda-tanda untuk membaik, hal ini tentunya jadi persoalan bagi petani. Selain itu Anggota DPRD Kotim Dadang H Syamsu menilai, kondisi ini membuka peluang bagi pihak tertentu untuk melakukan penyelundupan rotan ke pasar gelap.
Menurutnya peluang penyelundupan rotan itu bisa saja terbuka sebagai dampak dari penghentian sementara ekspor rotan mentah dan setengah jadi.
“Pemberlakukan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) RI Nomor 35 Tahun 2011 itu juga telah mengakibatkan penyelundupan rotan keluar negeri, dan parahnya lagi hal itu telah menyebabkan anjloknya harga rotan mentah di daerah,” paparnya.
Berdasarkan informasi lanjut Dadang, bahwa stok rotan di beberapa negara yang biasa menjadi tujuan ekspor rotan belum lama ini berlimpah, padahal kegiatan ekspor rotan mentah dan setengah jadi telah dihentikan. Hal itu menyebabkan kecurigaan terutama bagi para pengusaha rotan di Kotawaringin Timur, bahwa mulai tercipta jalur “tikus” untuk penyelundupan rotan baik itu melalui Pulau Jawa maupun Sumatera, bahkan dari Kalimantan langsung ke negara tujuan.
Dadang juga menilai, terbukanya kesempatan untuk menyelundupkan rotan adalah salah satu dampak besar dari kakunya pemerintah pusat yang begitu saja menerapkan pelarangan ekspor bahan mentah sementara daya serap di dalam negeri sendiri masih belum mampu.
“Rotan mentah yang rentan diselundupkan keluar negeri itu adalah yang berdiameter 8 hingga 12 sentimeter, karena selama ini jika hanya untuk kebutuhan dalam negeri hanya membutuhkan yang berdiameter 4-8 sentimeter saja,” bebernya.
Selain itu Dadang juga meyebutkan aksi penyelundupan rotan itu memang ada, hal itu tentunya dilakukan akibat keterpaksaan, karena daya serap sektor industri di dalam negeri sendiri yang sangat lemah dan terbatas dibandingkan dengan hasil produksi rotan mentah terutama rotan yang berdiameter di atas 8 sentimeter. Untuk rotan berdiameter 8-12 sentimeter belum bisa terserap untuk kebutuhan industri di dalam negeri.
“Kami sudah menduga kalau kebijakan pelarangan ekspor ini nantinya akan menimbulkan permasalahan baru, yaitu tumbuh suburnya usaha penyelundupan. Dan harga rotan yang lolos ke luar negeri tentunya akan dipermainkan oleh para tengkulak yang membeli hasil selundupan tersebut,” pungkasnya. (ang/gus)