SAMPIT – Rapat Anggota Tahunan (RAT) Luar Biasa salah satu koperasi swasta di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) memanas. Perdebatan antara pengurus dan anggota menjadi hal yang tidak terelakan.
Ada sejumlah hal yang diperdebatkan, yakni koperasi tersebut mengalami kerugian miliaran rupiah. Kerugian itu berdasarkan hasil audit internal. Sejumlah anggota yang hadir menuding kerugian karena kesalahan pengurus membukukan keuangan koperasi kredit.
”Ini memang salah pengurus. Jangan sampai kesalahan pengurus justru anggota yang kena imbasnya. Hal yang kami inginkan, simpanan kami tetap aman di koperasi,” kata salah satu anggota koperasi yang hadir di Gedung Serbaguna Sampit, kemarin (24/10).
Rapat yang dihadiri seluruh anggota itu juga menindaklanjuti gejolak internal lembaga keuangan nonbank tersebut. Bahkan, RAT luar biasa langsung dihadiri tim pengawas badan koordinasi regional Kalimantan. Sebab, apabila tidak diselesaikan dengan baik, justru akan menjadi masalah jangka panjang terhadap kepercayaan masyarakat.
Dodo, pengawas koperasi dari badan koordinasi koperasi kredit mengatakan, kerugian koperasi kredit yang mencapai miliaran itu selama periode 2007 – 2015. Hal itu disebabkan kesalahan pengurus mencatat keuangan dalam pelaporan setiap tahun.
”Dulu, di setiap RAT, hasil usaha selalu ditulis koperasi untung. Mestinya sisa hasil usaha (SHU) yang dulu dibuat minus. Sampai sekarang laporan keuangan tidak disajikan secara benar, karena ada sesuatu yang ditutupi,” katanya kepada ratusan anggota yang hadir.
Kesalahan itu, lanjutnya, terjadi karena pengurus, bahkan pihaknya baru tahun ini melakukan audit internal sejak tahun 2007. ”Kami sulit mengaudit pengurus lama, tetapi sekarang baru saja audit itu karena pengurus baru. Pengurus baru ini hanya kami anggap sebagai tukang cuci piring,” katanya.
Menurutnya, persoalan internal koperasi bisa diselesaikan dan disehatkan kembali. Transaksi simpan pinjam dapat berjalan normal apabila semua anggota tetap memberikan kepercayaan kepada koperasi untuk menyelesaikan masalah agar tak terburu-buru untuk menyehatkan kembali.
”Tapi, kalau mau bersabar, kita bisa kembalikan kepada kejayaannya,” tegasnya. (ang/ign)