PANGKALAN BANTENG-Ratusan hektare lahan persawahan di Kecamatan Pangkalan Banteng dari terancaman hama penyakit. Untuk menangkal itu, puluhan petani di Desa Berambai Makmur turun secara bersama-sama untuk membasmi hama secara massal.
Tak hanya wereng, hama pengganggu tanaman dan penyakit yang menyerang lahan persawahan di desa tersebut juga beragam.
”Wereng coklat, blas, walang sangit dan tikus. Makanya hari ini kita gerakkan seluruh petani di Berambai Makmur untuk turun bersama-sama,”ungkap Edi, petugas penyuluh lapangan dari kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Pangkalan Banteng, Minggu (18/12) pagi.
Dijelaskannya, pemberantasan hama penyakit secara massal harus dilakukan secara bersama-sama untuk menghindari perpindahan hama ke lokasi sawah warga lainnya. Menurutnya, apabila
dibasmi tidak bersamaan, misalnya di salah satu petak disemprot pestisida, maka hama bisa pindah ke petak sawah lain yang tidak disemprot. Ini yang membuat hama susah dibasmi, karena pindah ke sana kemari.
Edi melanjutkan, selain menggunakan obat-obatan bantuan dari Distanak Kobar, sebagian petani juga menggunakan obat-obatan yang mereka beli sendiri sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka.”Ada yang pakai obat-obatan bantuan, tapi bagi petani yang mampu mereka pakai obat yang dibeli sendiri. Tapi itu hanya beberapa warga saja,”tambahnya.
Sementara itu Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pangkalan Banteng Yatno mengatakan, pemberantasan hama penyakit di lahan persawahan memang harus menjadi tanggung jawab bersama. Tak hanya petani, menurutnya pemerintah juga harus turut serta untuk memberikan bantuan, sehingga target pencapaian panen padi di Pangkalan Banteng dan Kabupaten Kobar bisa tercapai.
”Lahan pertanian tanaman pangan harus terus mendapat perhatian agar masyarakat tidak berpaling dan memilih tanaman lain,” tandasnya.
Pantauan koran ini, selain para lelaki yang datang ke persawahan, para ibu rumah tangga juga turut membantu untuk melakukan pembasmian hama tanaman secara massal. (sla/gus)