KUALA KURUN – Kenaikan harga cabai juga dirasakan masyarakat Kota Kuala Kurun. Melambungnya harga dirasakan sejak perayaan Natal lalu. Bahkan, harga komoditas lainnya, seperti sayur-mayur ikut terkerek.
Pantauan Radar Sampit di dua pasar yang ada di Kota Kuala Kurun, yakni Pasar Baru dan Tradisional, kenaikan harga cabai hampir mencapai 100 persen. Di Pasar Baru, harga cabai mencapai Rp 150-160 ribu per kilogram. Padahal, normalnya hanya berkisar Rp 80 ribu-90 ribu per kilogram.
”Melambungnya harga cabai ini dimulai sejak Natal tahun lalu dan sampai sekarang belum juga turun,” kata Mama Gita, pedagang di Pasar Baru Kuala Kurun, Minggu (8/1).
Menurutnya, kenaikan harga cabai dipicu minimnya stok dari Kota Palangka Raya. Akibat melambungnya harga cabe ini, pembeli pun sepi.
”Cabe yang dipasok dari Palangka Raya ini banyak yang kosong, hanya satu distributor saja yang menjual. Imbasnya, harga cabai di Kota Kuala Kurun juga ikut naik,” ujar pedagang asal Kota Solo ini.
Menurutnya, kenaikan harga cabai berimbas pada komoditi lainnya. Harga sayur-mayur yang semula berkisar Rp 12 ribu, naik menjadi Rp 15 ribu-17 ribu. ”Kita berharap pemerintah mengambil langkah cepat untuk menstabilkan kembali harga,” katanya.
Bu Hadi (45), pedagang di Pasar Tradisional Kurun mengatakan, harga cabai dan sayur-mayur mengalami kenaikan signifikan. ”Terong yang biasanya Rp 10 ribu, naik menjadi Rp 15 ribu. Begitu juga dengan bawang putih, harga normalnya Rp 30 ribu-35 ribu, naik menjadi Rp 40-45 ribu/kilogram. Sedangkan bawang merah Rp 35 ribu, naik menjadi Rp 40 ribu-45 ribu/kilogram,” ujarnya. (arm/ign)