PANGKALAN BUN - Hydrant di Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) sejauh ini terbilang tidak pernah digunakan. Bahkan keberadaannya pun kini sedikit demi sedikit mulai hilang, seperti di pinggir jalan Pangeran Antasari Pangkalan Bun. Bahkan ada Hydrant yang tertimbun setengah tanah dan hampir terkubur.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kobar Masradin mengatakan, selama ini pihaknya belum menerima laporan terkait dengan rusaknya Hydrant yang ada di Kota Pangkalan Bun. Diakuinya, dari fungsinya keberadaan peralatan itu sangat vital untuk membantu pemadam kebakaran untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran.
"Kita belum ada laporan jika hydrant kita rusak. Jadi saya minta SKPD yang menangani hydrant itu, segera melaporkan ke Pemerintah Kobar, agar segera bisa ditangani," imbuhnya.
Masradin meneruskan, selama ini Damkar Kobar tidak menggunakan hydrant tersebut dikarenakan debit air yang keluar sangat rendah. Selain itu juga, tidak berfungsinnya hydrant secara maksimal sangat menyulitkan pihak Damkar yang harus bolak balik ke markas atau sumber air terdekat untuk melakukan pengisian air, saat terjadi kebakaran.
"Ada baiknya dipetakan dulu berapa jumlah hyrdrant di Pangkalan Bun dan di mana saja tempat keberadaan hydrant itu, agar bisa kita cari bagaimana solusi dari persoalannya,” tambah Masradin.
Sementara itu, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Arut Sapriansyah menyampaikan, untuk pengelolaan hydrant tersebut bukan dari pihaknya melainkan dari instansi terkait lainnya. Namun diakuinya, hydrant juga dipastikan dapat berfungsi, namun tidak bisa mengeluarkan debit air secara maksimal.
"Hydrant yang ada itu tersambung dengan koneksi aliran ke rumah tangga. Walau pun difungsikan, debit yang keluar pun tidak deras, harusnya mempunyai aliran khusus hydrant, dan tidak harus sama dengan aliran rumah tangga,"pungkasnya baru-baru ini, kepada Radar Pangkalan Bun (jok/gus)