PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus mengembangkan potensi pertanian di wilayah ini. Bahkan tahun ini Pemprov Kalteng mengambangkan budidaya cabai seluas 300 hektare yang tersebar di sejumlah kabupaten dan untuk bawang akan dibudidaya seluas 600 hektare lebih.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Peternakan Kalteng Tute Lelo menuturkan saat ini program tersebut sudah mulai berjalan. Saat ini, masih tahap pengumpulan data Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) dari kabupaten dan kota jadi lokasi budidaya.
“Kita berharap dengan program ini bisa berjalan baik. Sebab jita tahu sendiri, untuk bawang dan cabai ini, kita masih ketergantungan dengan daerah lain. Selain itu tak jarang kelangkaan terjadi,” katanya, Rabu (1/2)
Saat ini, lanjut Tute, komoditas hasil pertanian Kalteng masih belum mampu menguasi pasar. Seperti bawang misalnya, hanya 25 persen dipasaran. Sedangkan untuk cabai hanya sekitar 30 persen. Sementara sisanya dikuasai komoditas asal provinsi tetangga seperti Kalimantan Selatan dan bahkan pulau Jawa.
“Pemerintah terus membuat program agar setidaknya kita mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Dan mudah-mudahan target kita supaya swasembada pangan 2019 bisa tercapai. Makanya program pertanian terus digelontorkan. Salah satunya budaidaya cabai dengan bawang ini,” lanjutnya.
Ia menyebutkan program tersebut akan tidak hanya mengkatkan produksi pertanian, melainkan membuat lahan pertanian di sejumlah kabupaten dan kota lebih terpusat dan tidak lagi terpencar-pencar seperti sebelumnya. Hal ini, tentu akan memberi kemudahan khususnya untuk melakukan pengawasan dan pemberian bantuan.
“Misalkan di Kabupaten Katingan, ada kecamatan yang memang khusus pengelola bawang, kemudian ada lagi kecamatan yang khusus mengelola cabai. Jadi tidak lagi pengelolaanya tersebar di beberapa kecamatan,” lanjutnya.
Ia menambahkan peningkatan produksi bawang dan cabai di Kalteng tahun 2017 ini, mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat. Hal tersebut dibuktikan dengan pelaksanaan program ini tak hanya menggunakan dana APBD, namun juga APBN. Dimana untuk budidaya bawang sebesar Rp 23 miliar, sementara cabai sebesar Rp 8 miliar. (sho)