PANGKALAN BUN – Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) hingga kemarin belum menerima satu pun laporan resmi pelanggaran dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kobar. Laporan yang masuk selama ini disampaikan secara tidak resmi, yakni melalui telepon tanpa didukung data yang menguatkan.
Ketua Panwaslih Kobar Triyoyo mengatakan, laporan yang masuk hanya melalui telepon, sehingga sulit ditindaklanjuti, karena kebanyakan pelapor juga tidak menyebut identitas.
”Kalau laporan lewat telepon ada yang mengatakan terkait politik uang, pelanggaran kampanye, alat peraga kampanye (APK), dan sebagainya. Meski demikian, kita tetap melakukan kroscek ke lapangan,” jelas Triyoyo, kemarin (2/2).
Sesuai tupoksi, lanjutnya, Panwaslih bergerak memang tidak hanya menunggu laporan. Pihaknya mengklaim sudah bekerja maksimal melalui tim di kecamatan. Dari hasil identifikasi, pelanggaran yang terjadi dari semua tahapan pilkada hanya bersifat administratif dan belum ada yang krusial.
Pelanggaran yang sudah ditindaklanjuti dari hasil temuan, ungkapnya, yakni terkait kampanye di media massa. Pihaknya sudah memberikan surat teguran ke pasangan calon (paslon) yang menggunakan media massa untuk berkampanye di luar jadwal. Pelanggaran lain terkait pemasangan APK, misalnya ukurannya melebihi ketentuan dan dipasang di jalur yang dilarang.
”Kita hanya memberikan teguran dengan mengirimkan surat ke tim paslon yang bersangkutan,” jelasnya.
Indikasi pelanggaran lain adalah kampanye di luar jadwal. Namun, kebanyakan paslon berdalih bukan kampanye, tetapi ada yang menyebut kegiatan sosial. Ada juga silaturahmi dan sebagainya.
Pada kesempatan ini, Triyoyo mengatakan, sesuai tahapan pilkada, pada tanggal 11 Februari, semua jenis APK harus bersih dan diturunkan. Pihaknya akan menginformasikan hal tersebut kepada masing-masing tim paslon agar kelak pada tanggal tersebut semua APK sudah bersih.
Sementara itu, informasi dihimpun Radar Pangkalan Bun, paslon terus memperebutkan simpati calon pemilih. Hampir semua paslon nampak blusukan ke rumah penduduk untuk mengenalkan diri dan meminta dukungan. Media sosial juga jadi ajang kampanye, baik Facebook, Instagram, Twiter, dan media sosial lainnya. (sam/ign)