SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Kamis, 09 Februari 2017 15:13
PEMERINTAH GAGAL!!! Harga Cabai Masih Mencekik
MASIH MAHAL: Harga cabai di Pangkalan Banteng masih mahal. Upaya pemerintah menekan harga gagal, sehingga harga salah satu komoditas pangan warga itu masih mencekik.(SLAMET HARMOKO/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BANTENG – Upaya pemerintah mengendalikan harga cabai gagal. Di pasaran, harganya masih mencekik. Di Pasar Karang Mulya, Pangkalan Banteng, cabai masih bertahan di harga Rp 150 ribu per kilogram, sedangkan harga cabai untuk eceran per ons dijual pedagang antara Rp 16 ribu – Rp 17 ribu, tergantung kondisi barang.

Dibincangi Radar Pangkalan Bun, Narti, pedagang sayuran mengatakan, harga cabai masih mahal sejak ramai diberitakan beberapa waktu lalu. ”Harga masih stabil mas, stabil mahalnya," ujarnya lantas tersenyum, Rabu (8/2).

Meski sempat ada bulog yang menjual cabai dengan harga murah, tak mampu menekan harga cabai. ”Sejak awal desember tahun lalu harga cabai paling murah Rp 125 ribu per kilogram. Malah pas pasar gajian minggu lalu, karena barang nipis harganya jadi Rp 180 ribu," tuturnya.

Meski mahal, Narti mengaku agak berat menjual cabai dengan harga tinggi. Namun, semua terbentur dengan masih tingginya harga beli (kulakan) di pemasok cabai.

Mulya, pedagang lain mengatakan, perbedaan harga jual cabai untuk ukuran kilogram dan eceran per ons memang harus dilakukan pedagang kecil seperti mereka. ”Kalau ambil banyak jelas lebih murah, karena keuntungan kita pasti," katanya.

Menurutnya, bila pembeli mengambil per ons, meski harga terbilang lebih tinggi, belum tentu membuat pedagang untung. Pasalnya, faktor kerusakan cabai bisa semakin banyak lantaran penyimpanan.

”Pembeli ambil satu ons, berarti dalam satu kilogram masih sisa sembilan ons. Kalau laku semua, kita bisa untung kalau tidak habis dalam sehari. Kemungkinan cabai membusuk makin tinggi," tuturnya.

Ahmad, pedagang sayur yang biasa dipanggil Pak Kumis menuturkan, mahalnya harga cabai membuat pedagang enggan mengambil banyak. Rata - rata mereka hanya mengambil dari pemasok antara 5-20 kilogram. ”Ambil sedikit saja mas, takut gak laku," katanya. (sla/ign)


BACA JUGA

Jumat, 24 Oktober 2025 17:11

Komisi C DPRD Kobar Apresiasi DLH Aktif Tangani Pengelolaan Sampah hingga ke Desa

PANGKALAN BUN – Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)…

Rabu, 22 Oktober 2025 11:06

Fraksi Nasdem dan Gerindra Minta Pemkab Segera Tertibkan Distribusi BBM

PANGKALAN BUN – Antrean panjang kendaraan di sejumlah Stasiun Pengisian…

Senin, 20 Oktober 2025 11:52

Fraksi Gerindra Desak Rehabilitasi Ruang Kelas di SMPN 2 Arsel

PANGKALAN BUN – Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat…

Jumat, 17 Oktober 2025 11:52

Fraksi PAN-PKS Minta Pemkab Kobar Serius Tangani Anak Putus Sekolah

PANGKALAN BUN – Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai…

Rabu, 15 Oktober 2025 12:54

Fraksi Demokrasi Bangsa Desak Pemkab Kendalikan Harga Elpiji 3 Kg

PANGKALAN BUN – Fraksi Demokrasi Bangsa DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat…

Senin, 13 Oktober 2025 13:17

Fraksi PDIP Soroti Infrastruktur Jalan dan PJU di Kobar

PANGKALAN BUN – Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD…

Jumat, 10 Oktober 2025 16:10

BPR Marunting Sejahtera Didorong Perluas Layanan hingga ke Desa

PANGKALAN BUN – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mengajukan Rancangan…

Kamis, 09 Oktober 2025 11:00

Enam Fraksi Sepakat Bahas Tiga Ranperda Usulan Eksekutif

PANGKALAN BUN – Enam fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah…

Senin, 06 Oktober 2025 17:15

Rumah Kos dan Barak Akan Diatur Melalui Perda

PANGKALAN BUN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin…

Jumat, 03 Oktober 2025 11:14

DPRD Kobar Minta Pengawasan Program MBG Ditingkatkan

PANGKALAN BUN – Ketua DPRD Kotawaringin Barat (Kobar) Mulyadin meminta…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers