PANGKALAN BANTENG – Upaya pemerintah mengendalikan harga cabai gagal. Di pasaran, harganya masih mencekik. Di Pasar Karang Mulya, Pangkalan Banteng, cabai masih bertahan di harga Rp 150 ribu per kilogram, sedangkan harga cabai untuk eceran per ons dijual pedagang antara Rp 16 ribu – Rp 17 ribu, tergantung kondisi barang.
Dibincangi Radar Pangkalan Bun, Narti, pedagang sayuran mengatakan, harga cabai masih mahal sejak ramai diberitakan beberapa waktu lalu. ”Harga masih stabil mas, stabil mahalnya," ujarnya lantas tersenyum, Rabu (8/2).
Meski sempat ada bulog yang menjual cabai dengan harga murah, tak mampu menekan harga cabai. ”Sejak awal desember tahun lalu harga cabai paling murah Rp 125 ribu per kilogram. Malah pas pasar gajian minggu lalu, karena barang nipis harganya jadi Rp 180 ribu," tuturnya.
Meski mahal, Narti mengaku agak berat menjual cabai dengan harga tinggi. Namun, semua terbentur dengan masih tingginya harga beli (kulakan) di pemasok cabai.
Mulya, pedagang lain mengatakan, perbedaan harga jual cabai untuk ukuran kilogram dan eceran per ons memang harus dilakukan pedagang kecil seperti mereka. ”Kalau ambil banyak jelas lebih murah, karena keuntungan kita pasti," katanya.
Menurutnya, bila pembeli mengambil per ons, meski harga terbilang lebih tinggi, belum tentu membuat pedagang untung. Pasalnya, faktor kerusakan cabai bisa semakin banyak lantaran penyimpanan.
”Pembeli ambil satu ons, berarti dalam satu kilogram masih sisa sembilan ons. Kalau laku semua, kita bisa untung kalau tidak habis dalam sehari. Kemungkinan cabai membusuk makin tinggi," tuturnya.
Ahmad, pedagang sayur yang biasa dipanggil Pak Kumis menuturkan, mahalnya harga cabai membuat pedagang enggan mengambil banyak. Rata - rata mereka hanya mengambil dari pemasok antara 5-20 kilogram. ”Ambil sedikit saja mas, takut gak laku," katanya. (sla/ign)