ARUT UTARA – Masyarakat yang jadi langganan banjir di Desa Nanga Mua, Kecamatan Arut Utara, menolak dipindahkan atau direlokasi. Mereka memilih tetap bertahan meski luapan Sungai Arut kerap merendam tempat tinggalnya.
Kepala Desa Nanga Mua Masdar mengungkapkan, masyarakatnya menolak dipindahkan ke tempat lain. Mereka memilih bertahan dan menganggap bahwa luapan air sungai sebagai risiko bila ingin terus hidup berdekatan dengan alam.
”Kalau banjir, mereka pasti mengungsi. Biasanya ke rumah saudara mereka. Bagi mereka, luapan air sungai dianggap lumrah," katanya, Minggu (26/2).
Sebagai warga asli setempat, lanjut Masdar, kawasan RT 2 dan RT 3 memang menjadi lokasi terendah di desa yang dipimpinnya. Sampai saat ini, sekitar 38 rumah berpotensi terendam air jika banjir lebih besar melanda. Meski mereka tidak bersedia dipindah, bantuan selama bencana tetap akan didistribusikan.
”Selama ini mereka di sana kan karena berbagai kemudahan, termasuk transportasi ketika akan ke kebun. Kemudian mereka juga mudah mencari ikan sungai untuk dijual ataupun dimakan sehari-hari," katanya.
Camat Arut Utara Marwoto menyadari kondisi itu. Menurutnya, luapan sungai yang terjadi sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan warga setempat. ”Kita tidak bisa paksa mereka pindah. Di sisi lain, banjir yang terjadi juga tidak terlalu lama," katanya.
Meski demikian, sebagai pemerintah, pihaknya akan terus mengedukasi warga agar luapan sungai tidak menimbulkan korban atau masalah baru.
”Di dua RT itu bisa dibilang sebagian yang jadi langganan banjir. Pemberian bantuan kebutuhan hidup mulai didistribusikan, minimal sampai air surut. Tapi, kita juga pantau terus kondisi kesehatan mereka," tuturnya.
Selain bantuan untuk kebutuhan selama banjir, masalah kesehatan juga sangat rawan, karena air luapan sungai juga berpotensi menjadi penyebab penyakit kulit dan lain-lain.
”Kalau hidup di pinggir sungai bisa rawan diare. Selain itu, saat banjir penyakit kulit bisa menyerang. Selain BPBD, kita minta tenaga medis dan paramedis di Pangkut dan sekitarnya siaga," tandasnya. (sla/ign)