PALANGKA RAYA – Hujan deras yang melanda Kota Palangka Raya selama sekitar sebelas jam lebih, Rabu (1/3), membuat kota itu dikepung banjir. Aktivitas ribuan warga terganggu dan ratusan pelajar terpaksa dipulangkan lebih awal.
Genangan air itu diduga karena tak maksimalnya pengelolaan drainase, sehingga serapan air lambat. Banjir itu juga memaksa puluhan pengendara terpaksa mendorong motor karena kendaraannya mati saat melintas di jalan yang tergenang.
Pantauan Radar Palangka, terlihat jelas beberapa ruas jalan tergenang air, seperti di Jalan Beliang, Jalan Lawu, Menteng, Penarung, G Obos, Tjilik Riwut, Piere Tandean, dan sejumlah jalan lain. Paling parah di Jalan Temanggung Tilung yang terlihat seperti sungai, karena tingginya genangan air.
Bahkan, pelajar Sekolah Menegah Pertama (SMP) 8 Palangka Raya di lokasi itu, terpaksa dipulangkan lebih awal, karena sekolahan terendam air setinggi lutut orang dewasa. Bahkan, beberapa ruangan terlihat tergenang karena hujan dan buruknya aliran drainase di sekitar kawasan itu.
Puluhan personel dari Polda Kalteng dan Polres Palangka Raya turun ke jalan mengatur lalu lintas. Di sisi lain, relawan kemanusaian melakukan evakuasi terhadap warga, dibantu BPBD Kalteng.
Yoga, siswa SMP 8 Palangka Raya mengatakan, air masuk ruangan kelas. ”Pagi sudah kami tidak belajar, ditambah banjir. Makanya kepala sekolah mengumumkan pulang lebih awal.Biasanya sekitar pukul 12.00 WIB, ini sudah pukul 10.00 WIB disuruh pulang,” ucap siswa kelas IX ini.
Hal senada dikatakan warga Jalan Temanggung Tilung, Rahman. Dia menuturkan, luapan air sudah berlangsung sejak dini hari dan sampai malam hari masih belum surut. ”Ini sampai malam masih banjir, apalagi tadi pagi luapan air dalam dan banyak sepeda motor mogok,”katanya.
Rahman mengungkapkan Jalan Tamanggung Tilung memang sudah jadi langganan banjir. Jika hujan deras dan lama, ditambah drainase tak optimal dan jalan yang menyempit, membuat banjir tak bisa dihindari.
”Sudah kesekian kalinya. Ada rumah dan toko kemasukan air. Kami berharap hal ini segera bisa ditanggulangi,” katanya.
Direktur Samapta Bhayangkara (Dirsabhara) Polda Kalteng Kombes Pol Bermen J.P. Sianturi mengatakan, satu peleton Ditsabhara diturunkan dalam pengawasan dan pengaturan arus lalu lintas di beberapa titik. Pihaknya juga menurunkan beberapa kendaraan taktis dan perahut karet.
“Kita menjaga daerah rawan. Anggota yang diterjunkan satu peleton berjaga seperti di JalanTamanggung Tilung dan Meranti yang dianggap debit air lebih tinggi. Menyiapkan beberapa pelampung dan perahu karet . Sampai air surut baru beranjak.”pungkasnya. (daq/ign)