SAMPIT-Anggota Komisi III DPRD Kotim Dadang H Syamsu menilai, langkah Pemkab Kotim untuk mengatasi banjir dipermukiman warga masih belum maksimal. Menurutnya masih banyak rumah warga yang kemasukan air usai hujan lebat, akibat masih ada drainase yang tidak normal dan mampu mengalirkan air ke sungai Mentaya.
”Contohnya di ruas jalan Cristophel Mihing Baamang Tengah, setiap hari warga di sana khawatir dengan kondisi rumah mereka yang selalu digenangi banjir setelah hujan turun meskipun dengan durasi normal 1 jam,” paparnya kepada Radar Sampit, kemarin.
Dadang menegaskan, normalisasi atau pembenahan drainase jangan hanya dilakukan sesekali saja, melainkan harus maksimal, berkelanjutan dan menyeluruh. Sebab lanjutnya, tidak dibersihkan dalam 1 minggu saja drainase itu akan dipenuhi dengan berbagai material dan sampah. Di samping itu dirinya menilai, kepedulian warga unntuk memlihara dan menjaga drainase masih rendah.
”Peran warga membersihkan drainase di setiap pemukiman juga harus ada. Karena kita juga harus memahami keterbatasan tenaga pemerintah. Tanpa ada bantuan warga yang ikut serta dalam normalisasi drainase, maka banjir bisa terjadi sewaktu-waktu,”imbuhnya.
Selain itu Dadang menegaskan agar dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotim mampu menyelesaikan persoalan banjir dalam kota. Apalagi pengembangan kota ke depan dipastikan akan lebih luas dan padat. Apabila tidak dari sekarang ada masterplan penyelesaiannya, maka tidak menutup kemungkinan setiap musim penghujan Kota Sampit akan tergenang air.
”Kita juga harus menata semua bangunan yang ada dan direncanakan agar tidak lagi dibangun di atas drainase. Dan juga drainase harus dibuka dan lebih lebar lagi,”tandas Politikus PAN ini.(ang/gus)