SAMPIT - Sekretaris Komisi I DPRD Kotim, Salasiah mengungkapkan peredaran obat daftar G tidak memandang usia. Bahkan, sudah sampai kepada pelosok. Masyarakat masih banyak yang cuek dengan peredaran barang haram ini.
“Saya melihat banyak masyarakat kita cuek, pikirannya yang penting jangan dia saja, ini persoalan besar, mereka tidak tahu bahwa korban berikutnya akan menyasar kepada sanak keluarga terdekat,” kata Salasiah kepada Radar Sampit, Selasa (21/3).
Politikus PPP ini juga mendesak agar aparat kepolisian harus memiliki jaringan atau informan hingga ke tingkat desa. Bisa juga menggandeng pemerintahan desa untuk memberikan informasi baik itu obat zenith hingga narkoba jenis lainnya.
“Pemerintahan desa juga jangan cuek dengan maraknya peredaran barang haram itu di desa-desa. Kita mesti bersatu untuk menghadapinya,” ajaknya.
Perempuan yang juga ustazah ini, dalam setiap kegiatan ceramah agama selalu menyampaikan bahaya narkoba. Dirinya rela menyampaikan bahaya dari sisi kesehatan hingga agama kepada kalangan umum dan pelajar agar tidak menyentuh barang haram itu.
“Saya yang aneh semakin diperangi peredaran barang itu (zenith) semakin banyak, ini tentunya ada sesuatu yang tidak beres. Semestinya semakin ditekan ruang gerak para pengedar menjadi sempit, bukan sebaliknya,” sesal Salasiah
Dikatakan Salasiah, banyak faktor sehingga masyarakat gampang mengkonsumsi zenith, selain harganya murah, obat yang sudah dicabut izin edarnya itu tergolong mudah didapat dan ditambah lagi pendidikan masyarakat yang kurang, mudah terjerumus dalam peredaran. (ang)