PANGKALAN BUN – Kabar dugaan percobaan penculikan anak menghebohkan masyarakat Pangkalan Bun. Di SDN 4 Raja, Kecamatan Arut Selatan, seorang siswa kelas 1 sempat ditarik-tarik oleh perempuan yang tidak dikenalnya, Kamis (23/3).
Informasi yang diperoleh Radar Pangkalan Bun, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 08.00 WIB. Terduga pelaku yang disebut-sebut berniat menculik itu berjumlah dua orang, laki-laki dan perempuan.
Saat itu, sang pria menunggu di atas sepeda motor, depan gerbang sekolah, sementara perempuan yang berusia sekitar 30 tahun dengan rambut terurai sebahu, masuk ke lingkungan sekolah saat jam pelajaran masih berlangsung.
Saat ditanya siswa yang saat itu berada di luar ruang kelas, perempuan itu mengaku mencari anak yang bernama Riski. Kebetulan di SDN 4 Raja ada siswa yang bernama Riski dan masih kelas 1.
Hal itu ternyata diketahui sang ibu, Nurhasanah, yang saat itu masih berada di sekolah tersebut. Dia kemudian mendatangi perempuan itu. Setelah ditanya maksudnya mencari Riski, perempuan tersebut mengaku tantenya.
”Perempuan tadi yang datang ke sekolah itu mengaku tante anak saya dan mau mengantar tas sekolah," kata Nurhasanah.
Nurhasanah kemudian menjelaskan, bahwa dirinya adalah ibu kandung Riski. Perempuan itu nampak kaget. Dia kemudian berkilah lagi, bukan Riski yang dicari, melainkan Rifki.
”Perempuan itu memang punya niatan jelek. Setelah tahu saya ibunya Riski, justru menyangkal lagi dan yang bilang dicari adalah Rifki. Kebetulan ada juga yang namanya Rifki," ujarnya.
Setelah Rifki dipertemukan dengan perempuan misterius tersebut, bocah itu justru mengaku tidak mengenalnya. Perempuan itu kemudian langsung pergi dan meninggalkan sekolah bersama pria yang menunggu di depan gerbang sekolah. ”Perempuan itu pergi entah ke mana," ujarnya.
Sementara itu, Ussy, murid kelas 6 SDN 4 Raja mengatakan, perempuan tersebut datang ke sekolahnya membawa tas agak besar. ”Yang tahu persis ada teman saya. Saya tadi lihat dari jauh saja. Sempat ditarik Riskinya, tapi di sekolah masih ada ibu Riski. Jadi, setelah ada ibu Riski, malah cari Rifki. Kan aneh," ujarnya.
Ridwan, Guru SDN 4 Raja mengatakan, pihaknya baru mengetahui kejadian itu menjelang pulang sekolah. ”Saya tidak tahu persis seperti apa ibu-ibu yang datang ke sekolah kami. Malah saya dapat kabar saat siang," kata Ridwan.
Menurut Ridwan, jika niat perempuan itu baik, pasti datang ke ruangan guru atau tata usaha. ”Nanti bakal diarahkan ke anak yang bersangkutan. Bukannya seperti ini, malah bikin heboh," ujarnya.
Ridwan bersyukur tak terjadi masalah setelah kejadian itu. Meski demikian, pihaknya akan meningkatkan kewaspadaan untuk menjaga anak didiknya tetap aman selama di sekolah.
”Mungkin setelah adanya peristiwa seperti ini, murid boleh main di halaman saja. Termasuk saat istirahat sekokah, tidak diperbolehkan ke luar sekolah terlalu jauh. Kami akan terus mengawasi anak didik kami," tegasnya.
Kabar dugaan percobaan penculikan itu langsung menyebar dan jadi perbincangan hangat. Bahkan, bukan hanya masyarakat dalam kota saja, tapi juga sampai ke desa. Warga khawatir terhadap informasi yang masih simpang siur tersebut.
Pasalnya, sebelumnya ada juga kabar yang menyebutkan, ada tiga anak hilang di Pangkalan Lada dalam waktu bersamaan. Namun, hal itu tidak terbukti karena belum ada laporan keluarga ke polisi.
Masyarakat juga resah dengan beredarnya pesan berantai yang menyebut, ada anak kecil di belakang Masjid Agung Pangkalan Bun, hilang dibawa orang. Namun, informasi itu juga palsu.
Kapolres Kobar AKBP Pria Premos mengatakan, belum ada laporan percobaan penculikan anak di Kobar yang masuk ke pihaknya. Dia menegaskan hal itu hanya isu dan menyebar dengan cepat, sehingga meresahkan masyarakat.
Apabila ada benar terjadi, lanjutnya, masyarakat sudah melaporkan kejadian itu ke polsek atau polres. ”Kalau yang baru-baru ini, kasus penculikan anak belum ada laporan. Masih aman saja di Kobar," kata Pria Premos.
Dia mengimbau orangtua agar lebih waspada terhadap anaknya dengan mengantar dan menjemput anak di sekolah tepat waktu. Kemudian memperingatkan anak, apabila dijemput orang tidak dikenal, agar menghindar. (rin/ign)