SAMPIT –Pada Sabtu (1/4) malam, ribuan masyarakat Kotim berkumpul di taman kota Sampit untuk menyaksikan pembukaan Festival Habaring Hurung, yang merupakan agenda Pemkab Kotim dan dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat.
Selain sebagai agenda tahunan dan event pariwisata, festival tersebut juga menjadi salah satu sarana Pemkab Kotim untuk memperkenalkan seni budaya dan tradisi masyarakat Kotim yang nampaknya semakin luntur di tengah era globalisasi.
”Saya sangat senang karena penyelenggaraan Festival Budaya Habaring Hurung kali ini begitu semarak dibanding tahun sebelumnya. Festival ini akan menjadi ajang untuk memperkenalkan seni budaya dan tradisi Kotim kepada para pendatang, terutama generasi muda Kotim sendiri,” imbuh Bupati Kotim Supian Hadi, usai membuka kegiatan tersebut.
Menurutnya festival tersebut dipusatkan di taman kota Sampit dalam rangka untuk mempromosikan salah satu ikon di Kotim itu. Kemudian lanjutnya, akses menuju lokasi tersebut dinilai lebih mudah sehingga masyarakat tidak kesulitan untuk menjangkaunya dan datang menyaksikan semua perlombaan tradisional khas daerah yang mengisi Festival Budaya Habaring Hurung.
Supian berharap, dalam penyelenggaraan Festival Budaya Habaring Hurung pada tahun berikutnya bisa lebih meriah lagi dan dikemas dengan sebaik mungkin, agar bisa menarik minat pengunjung, terlebih wisatawan dari luar daerah bahkan luar negeri.
Sementara itu, Kepala Disbudpar Provinsi Kalimantan Tengah, Guntur Talajan, yang turut hadir pada malam itu mengaku sangat bangga dan mengapresiasi keberhasilan Pemkab Kotim dalam menyelenggarakan festival budaya tersebut. Ia berharap apa yang dilakukan Pemkab Kotim ini bisa menjadi contoh bagi kabupaten/kota lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah.
Kepala Disbudpar Kotim Fajrurrahman juga mengatakan, keberhasilan kegiatan ini tidak lepas dari dukungan dan partisipasi masyarakat Kotim sendiri, yang begitu antusias menjadi peserta dalam berbagai perlombaan tradisional.
”Tahun ini sangat luar biasa, dari segi kualitas dan kuantitas terlihat sekali perbedaannya dibanding tahun lalu. Dari segi kualitas bisa dilihat dari penguatan karakteristik dari setiap perlombaan. Dan dari kuantitas adalah jumlah peserta yang jauh lebih banyak dibanding tahun lalu. Contohnya untuk lomba Karungut, tahun lalu cuma 13-an orang tahun ini sampai 40 orang. Ini bukti bahwa masyarakat Kotim dalam mencintai seni budaya daerahnya, semakin meningkat,” ujarnya.
Ada pun jumlah peserta dari setiap cabang perlombaan yang dilaksanakan dalam festival itu antara lain, Tari Pedalaman diikuti 25 sanggar tari, Tari Pesisir diikuti 10 sanggar tari, Karungut 40 orang, Bagasing 63 putra dan 17 putri. Kemudian Lawang Sakepeng 60 putri dan 30 putri, Mengaruhi 36 putra dan 36 putri, Manyumpit 30 orang, Mangenta 10 regu, Melamang 10 regu, Dayung 29 regu putra dan 15 regu putri, Besei Kambe 20 regu putra dan 8 regu putri, Balogo 30 regu, Manetek Kayu 20 regu, Panginan Sukup Simpan dari 17 kecamatan yang diwakili oleh PKK masing-masing. Kemudianuntuk putra-putri pariwisata ada 23 finalis yang lolos ke babak grand final. (vit/gus)