SAMPIT –Pemkab Kotim di tahun ini bertekad untuk bisa mengirimkan perwakilan pasukan pengibar bendera (Paskibra) ke tingkat nasional. Untuk itu pada pemilihan tahun ini, panitia semakin mengetatkan persyaratan seleksi dan terus melakukan evaluasi untuk memilih peserta terbaik dari sekolah-sekolah di seluruh kecamatan.
”Kita evaluasi, sudah tiga tahun berturut-turut tidak berhasil mengirimkan perwakilan untuk tingkat nasional. Memang kita berhasil lolos di seleksi provinsi untuk diajukan ke nasional, tapi tidak berhasil lolos saat di Jakarta,” ucap Ketua panitia seleksi Paskibraka dari Dinas pemuda dan Olahraga (Dispora) kabupaten Kotim, RW Sujarwo, Rabu (5/4).
Untuk itu lanjutnya, tahun ini mereka memperbaiki sistem penyeleksian. Salah satunya dengan menerapkan sistem gugur sejak seleksi tahap awal, yaitu pengukuran berat dan tinggi badan. Jika peserta tidak memenuhi persyaratan tinggi dan berat badan yang ditentukan, maka secara otomatis mereka tidak bisa lagi maju ke seleksi tahap berikutnya.
Selain itu, Sujarwo juga menyebutkan, seleksi tahun ini mereka juga fokus menyeleksi pelajar dari kecamatan luar kota. Selain agar persaiangan lebih sehat, pelajar dari luar kota juga memiliki kemungkinan terpilih lebih besar, sebab tidak tergabung dalam seleksi pelajar dari sekolah dalam kota yang peminatnya selalu lebih banyak.
”Yang pasti tidak ada perbedaan standar antara kecamatan di luar kota dan dalam kota. Semoga tahun ini kita bisa kembali mengirimkan perwakilan kita di tingkat nasional,” imbuhnya.
Seleksi Paskibraka tahap pertama, yaitu ukur tinggi badan dan berat badan bersama dengan parade, saat ini masih berlangsung bagi siswa dari sekolah dalam kota. Total peserta yang mendaftar, disebutkan Sujarwo mencapai 200 lebih.
”Karena peserta dalam kota ini ada banyak, jadi kemungkinan jadwal 3 hari ini tidak akan cukup. Jadi mungkin ukur badan ini akan berlangsung selama 2 hari. Setelah selesai tahap tes ukur badan baru lanjut ke parade. Dan mungkin bakal sampai hari Jumat atau Sabtu,” pungkasnya. (sei/gus)