PANGKALAN BUN- Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Kobar mendorong masyarakat dan petani lokal untuk terus menanam cabai. Harga cabai yang sering tinggi membuat petani merasa senang dengan penghasilan berkali lipat.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura da Perkebunan Kobar Kamaludin mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir harga cabai di pasaran masih tinggi. Apalagi menurutnya, sekarang ini masyarakat juga sadar dan banyak memburu cabai lokal karena lebih bagus kualitasnya.
"Harga cabai lokal masih di atas Rp 100 ribu perkilogram. Ini sangat bagus bagi para petani di Kobar,"imbuhnya.
Kamaludin menilai, dengan harga cabai yang tinggi ini, petani cabai juga mendapat keuntungan yang jauh lebih besar. Bahkan menurutnya satu petani mendapat keuntungan menanam cabai mencapai tiga kali lipat, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Dulu harga cabai mahal itu musiman saja. Karena saat musim kemarau dan itu juga tidak berlangsung lama, karena banyak pedagang mendatangkan cabai dari Jawa. Sehingga petani cabai selalu rugi dan kalau untung hanya sedikit saja," imbuhnya.
Namun lanjut Kamaludin, sekarang sangat berbeda dan harga cabai bisa bertahan dengan jangka yang cukup lama. Mengingat, kualitas cabai lokal jauh lebih bagus dibandingkan dari luar daerah.
"Kalau cabai lokal itu matangnya alami. Kalau dari luar itu ada yang bilang matangnya karena di kasih bahan kimia. Tentu hal ini memberi dampak bagus bagi petani lokal," terangnya.
Ditambahkan Kamaludin, seperti di Kecamatan Arut selatan, banyak lahan kosong yang kini ditanami cabai, karena cabai lebih menjanjikan dibandingkan dengan tanaman lain.
”Sedikit demi sedikit untuk kebutuhan sayuran juga sudah banyak dipasok dari lokal. Sehingga tidak semua kebutuhan didatangkan dari Jawa. Maka dari itu perlu penyuluh untuk mendampingi petani sampai berhasil,” punkasnya. (rin/gus)